Para pelaku ukiran kayu di Kokonao, ibu kota Distrik Mimika Barat meminta dukungan dari Pemerintah Kabupaten Mimika untuk membangun gedung sanggar seni di kampung mereka sebagai upaya menjaga dan melestarikan seni ukir kayu Suku Kamoro.
Antoninus Take, salah satu pengukir kayu di Kampung Kokonao saat ditemui ANTARA, Rabu (29/10), sangat mengharapkan adanya perhatian dari Pemkab Mimika agar seni ukiran Kamoro bisa terus berkembang dan dilestarikan dari generasi ke generasi.
Jumlah pengukir kayu di wilayah Kokonao dan beberapa kampung sekitar itu cukup banyak, terutama generasi tua. Meski begitu, animo warga untuk mengukir terhambat lantaran kesulitan memasarkan hasil dan tidak adanya tempat atau sanggar untuk menyimpan ukiran.
"Selama ini kami ukir kalau ada yang pesan. Kami mau ada gedung atau sanggar seni, pasti hasil ukiran banyak karena bisa disimpan atau dipajang di situ," tutur Antonius.
Pria paruh baya itu menekuni seni ukir kayu khas Suku Kamoro semenjak masih muda.
Antonius mengaku pernah dikirim ke Bali dan Jayapura untuk belajar mengukir sehingga hasil ukirannya lebih halus dan berkualitas.
Selain ukiran kayu, warga Kokonao terutama ibu-ibu dan para remaja perempuan juga menekuni kerajinan anyaman dari daun pandan dan daun nipa untuk membantu perekonomian keluarga.
Pengukir lainnya, Amandus Utamakope menyebut seni ukir Kamoro sebetulnya sudah banyak dikenal tidak hanya wilayah Mimika tetapi juga sampai ke tingkat nasional maupun internasional sebagaimana seni ukiran Asmat yang sudah terkenal hingga ke manca negara.
Amandus bercerita bahwa dulu Pemkab Mimika pernah memberikan bantuan alat ukir untuk para pengukir kayu di Kokonao.
"Itu sudah lama sekali, sekarang belum ada bantuan seperti itu," ujarnya.
Kepala Kampung Kokonao, Onesimus Kawarepea mendukung usulan warga agar Pemkab Mimika membangun gedung sanggar seni di Kokonao.
"Sanggar seni budaya itu harus ada di Kokonao karena Kokonao ini merupakan kota tua, cikal bakal terbentuknya Kabupaten Mimika sehingga perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah daerah," kata Onesimus.
Bantuan YPMAK
Harapan warga Kokonao terutama para pengukir untuk mendapatkan dukungan dan perhatian terhadap kelangsungan usaha mereka kini sedikit terjawab dengan adanya bantuan dari Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK).
Sekretaris Kelompok Kerja (Pokja) Kampung Kokonao Fransiskus Kawarapea mengatakan tahun ini dana Pokja ekonomi yang diterima Kampung Kokonao dari YPMAK sebagian digunakan untuk pengadaan alat-alat ukir, dimana peralatan tersebut sudah diserahkan langsung kepada para pengukir.
"Alat-alat ukir seperti pahat dan gergaji sudah kita beli dan kemudian langsung bagikan kepada para pengukir yang ada di Kampung Kokonao," ujarnya.
Melalui bantuan tersebut, Fransiskus berharap para pengukir terus berkarya untuk melahirkan ukiran-ukiran khas Suku Kamoro yang bernilai tinggi agar bisa membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025