BLUD UPTD Kawasan Konservasi Perairan Raja Ampat, Papua Barat Daya, terus mendorong keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan pelampung tambat sebagai upaya pemberdayaan dan peningkatan peran warga dalam menjaga kawasan konservasi perairan.
Kepala Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelayanan Teknis Daerah Kawasan Konservasi Perairan (BLUD UPTD KKP) Raja Ampat, Syafri Tuharea di Raja Ampat, Jumat, menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat setempat selain memperkuat ekonomi mereka tetapi juga terlibat dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan.
"Kita membuka peluang kerja sama dengan masyarakat setempat dalam pengelolaan fasilitas tersebut," jelasnya.
Berkaitan dengan itu, pihaknya melaksanakan pembahasan bersama sejumlah mitra kerja untuk menyepakati mekanisme pelampung tambat berbayar dan juga regulasi skema pembagian pendapatan yang akan diterapkan di wilayah Raja Ampat.
Menurut dia, pembagian pendapatan dari pengelolaan fasilitas itu akan diatur secara jelas dalam regulasi yang ditetapkan pemerintah provinsi untuk menentukan besarannya kemudian dibagi secara proporsional kepada pengelola, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, hingga masyarakat.
"Berapa besarannya tentunya akan diatur dalam aturan gubernur, berapa ke pengelola, berapa ke provinsi dan berapa ke kabupaten dan juga masyarakat," tambahnya.
BLUD UPTD Raja Ampat tengah mengoperasikan dua unit pelampung tambat dan telah melibatkan warga dari Kampung Friwwen serta Yenbeser. Kemudian dalam waktu dekat akan ada tambahan enam unit untuk memperluas area layanan.
"Saat ini kita punya dua buah pelampung tambat, sehingga kita rekrut masyarakat dari Kampung Friwwen dan Yenbeser, kita siapkan perahu dengan mesin. Kita tetapkan libatkan masyarakat dalam pengelolaan pelampung tambat," beber Syafri.
Selain itu, pihaknya juga tengah menyiapkan revisi zonasi pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah di Misool Selatan.
Revisi difokuskan pada pengurangan zona abu-abu atau area pemanfaatan terbatas yang selama ini menjadi tumpang tindih antara aktivitas penangkapan ikan dan wisata selam.
"Zona hijau atau zona inti direncanakan diperluas untuk meningkatkan," ujarnya.
Dia mengajak seluruh elemen masyarakat Raja Ampat untuk terus menjaga kelestarian alam yang menjadi daya tarik wisatawan dari seluruh dunia.
"Saya kira masyarakat sudah lihat dan merasakan sendiri dengan mata kepala bahwa banyak orang datang ke Raja Ampat ketika kita jaga dengan baik, peran masyarakat sangat luar biasa," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BLUD Raja libatkan masyarakat dalam pengelolaan pelampung tambat
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025