Kelangkaan buah sirih segar di Kabupaten Manokwari, Papua Barat berdampak pada kenaikan harga jual sirih di sejumlah pasar tradisional di daerah itu, yang kini mencapai Rp200 ribu per kilogram dari harga normal.

Azrul salah seorang pedagang buah sirih di Pasar  Wosi Manokwari, Selasa, mengatakan harga buah sirih merangkak naik dalam dua pekan terakhir dari Rp170 ribu karena pasokan sirih lokal Manokwari menurun drastis.

"Buah sirih lokal Manokwari sedang langka, sehingga kami datangkan dari Kabupaten Jayapura dan Nabire untuk dijual di Manokwari dengan harga lebih tinggi dari harga normal," ujar Azrul. 

Pembelian buah sirih segar dari luar Kabupaten Manokwari, katanya,  sudah sering dilakukan mengingat wilayah Manokwari belum memiliki pertanian khusus tanaman sirih, sementara tingkat konsumsi buah sirih-pinang oleh warga lokal di daerah ini cukup tinggi.

"Manokwari sering mengalami kelangkaan buah sirih, sementara konsumsi sirih-pinang di sini sudah membudaya. Oleh karena itu kami nekad mendatangkan dari Jayapura dan Nabire," ujarnya.

Selanjutnya Linda Warwe, seorang Mama Papua penjual sirih-pinang di kawasan Pelabuhan laut Manokwari mengatakan bahwa kelangkaan buah sirih yang berdampak pada kenaikan harga turut mempengaruhi pendapatan harian para penjual sirih-pinang eceran.

"Kami membeli buah sirih Rp200 ribu sekilo di pasar, itupun tidak cukup untuk lengkapi buah pinang jualan kami, dan pembeli juga mulai sepi dalam satu minggu terakhir," tutur Linda Warwe. 

Konsumen sirih-pinang di wilayah Manokwari dan sekitarnya tidak mengenal usia. Makan sirih-pinang telah menjadi budaya dalam setiap acara adat dan keseharian masyarakat setempat. Bahkan konsumsi sirih-pinang sebagai bahan kontak untuk membina keakraban diantara warga asli Papua.

Pewarta: Hans Arnold Kapisa

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2022