Gubernur Papua Mathius Fakhiri melepas ekspor 10 kontainer berisi kayu olahan dengan volume 196,7814 meter kubik ke Shanghai, China, yang menandai meningkatnya kapasitas industri pengolahan kayu serta memperluas kontribusi daerah dalam rantai pasok global.
"Pengiriman dilakukan ke negara tersebut merupakan yang kelima, sebelumnya telah dilakukan ekspor sebanyak empat kali selama 2025 di mana 2 Oktober 2025, terkirim 15 kontainer dengan volume 266,3660 meter kubik, kemudian, 14 Oktober sebanyak lima kontainer serta isi muatan 91,9223 meter kubik," katanya, usai melakukan pelepasan ekspor di Pelabuhan Jayapura, Selasa .
Mathius menyebutkan, lalu pada 31 Oktober terkirim tujuh kontainer serta isi muatan 129,1600 meter kubik, serta 12 November sebanyak enam kontainer serta isi muatan 115,1893 meter kubik.
"Kayu olahan yang dikirim merupakan produksi PT Smarak Dharma Timber yang beroperasi di bawah pengawasan Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup," ujarnya.
Dia menjelaskan pengawasan ketat dilakukan untuk memastikan produk memenuhi aspek legalitas dan keberlanjutan.
"Tingginya permintaan membuka peluang peningkatan volume ekspor di masa mendatang. Sehingga kami akan terus memastikan seluruh kayu olahan yang dikirim telah melalui proses verifikasi legalitas kayu dan pemeriksaan berlapis untuk mencegah praktik perdagangan kayu ilegal," katanya.
Direktur Utama PT Smarak Dharma Timber, Fery Tamsil mengatakan pihaknya saat ini sedang menyiapkan skema pengiriman yang lebih efisien.
"Pada tahun depan kami sedang dinegosiasikan layanan pelayaran yang memungkinkan ekspor langsung Jayapura-Shanghai tanpa transit di Surabaya, dan jika ini terealisasi seluruh dokumen ekspor akan diproses di Jayapura sehingga tercatat sebagai ekspor langsung dari Papua, Indonesia,” katanya lagi.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025