Salah satu mitra Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Holtekamp menyebutkan metode cofiring biomassa yang dijalankan menjadi salah satu program ekonomi kerakyatan di wilayah Papua khususnya Kota Jayapura.
Naufal Abdul Aziz, Penanggung Jawab PT Surya Muda Laksana selaku mitra pemasok bagi PLTU Holtekamp, di Jayapura, Selasa, mengatakan pihaknya sebisa mungkin mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam proses menghasilkan woodchip bagi campuran bahan bakar mesin pembangkit listrik pada wilayah setempat.
"Dengan diikutsertakan, maka kami berharap dampak dari metode cofiring biomassa ini dapat dirasakan oleh masyarakat di sekitar PLTU Holtekamp," katanya.
Menurut Naufal, masyarakat yang berada di sekitar kawasan PLTU Holtekamp memberikan dukungan yang baik terhadap program cofiring biomassa tersebut, dibuktikan dengan keterlibatannya sebagai pengumpul dan pengepul batang-batang kayu yang dijual ke PT. Surya Muda Laksana.
"Ini menjadi mata pencaharian baru bagi masyarakat di sekitar Kawasan PLTU Holtekamp," ujarnya pula.
Pihaknya berharap dengan adanya program cofiring biomassa ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan PLTU Holtekamp.
"Setelah ada program cofiring biomassa berupa woodchip ini akhirnya masyarakat menjadi tahu bahwa batang-batang kayu yang hanyut dan akhirnya menjadi limbah ternyata memiliki nilai ekonomi tersendiri," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya berharap juga ke depan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil menjual batang-batang kayu yang ditemukan dan dikumpulkan di sepanjang Pantai Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.
Salah satu pengumpul kayu di Kampung Skouw Sae, Olaf Akwan mengatakan dalam mengumpulkan limbah kayu di pinggir Pantai Skouw ini tidak bisa sendiri melainkan harus kerja kelompok.
“Sehingga biasanya saya bersama 3-5 orang tersebut berhasil mengumpulkan Rp300 ribu per hari,” katanya.
Menurut Olaf, jika dibandingkan dengan pekerjaan lainnya, untuk menghasilkan uang misalnya Rp300 ribu dibutuhkan waktu paling tidak seminggu.
“Kini saya dan beberapa teman yang mengumpulkan kayu limbah di pinggir Pantai telah memiliki sepeda motor, sehingga ini menjadi penyemangat dalam bekerja,” ujarnya lgi.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025