Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Tengah melaporkan bahwa Jembatan Kali Siriwini Bawah yang menghubungkan Kota Nabire dengan Pelabuhan Nabire ambles akibat gempa magnitudo 6,6 yang mengguncang wilayah itu pada Jumat dini hari.

Kepala BPBD Papua Tengah Otis Money yang dihubungi dari Timika, Jumat, mengatakan jajarannya masih terus melakukan pendataan terhadap fasilitas umum dan rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa.

Beberapa fasilitas lain yang mengalami kerusakan, seperti gedung Gereja Katolik Kristus Raja Malompo dengan kondisi dinding retak dan plafon runtuh.

"Banyak rumah warga di sekitar Kota Nabire retak-retak. Ada juga yang barang-barang dalam rumah jatuh dan hancur karena gempa pagi ini. Untuk korban jiwa sampai saat ini belum ada," kata dia.

Gempa tersebut juga membuat jaringan komunikasi di Nabire mengalami gangguan.

"Sampai sekarang jaringan komunikasi masih belum lancar, bahkan tadi pagi sempat putus," ujarnya.

BPBD Papua Tengah terus melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Nabire untuk penanganan terhadap berbagai fasilitas yang mengalami kerusakan.

"Kami melaporkan data-data kerusakan fasilitas umum dan rumah warga kepada pimpinan daerah untuk menunggu arahan selanjutnya, mengingat ini ada di wilayah kabupaten. Pada prinsipnya kami dari provinsi siap mem-'back-up' jika ada kekurangan," kata dia.

Gempa dengan magnitudo 6,6 mengguncang Nabire pada Jumat, pukul 03.19 WIT.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman resmi yang dikutip di Jakarta, menyatakan gempa yang mengguncang Kota Nabire, berlokasi di titik koordinat 3.47 LS, 135.49 BT. Lokasi tersebut berjarak sekitar 29 kilometer barat laut Nabire, dengan kedalaman 24 kilometer.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jembatan Siriwini ambles akibat gempa magnitudo 6,6 di Nabire

Pewarta: Evarianus Supar

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025