Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan meminta dalam pengembangan hingga pengoperasian proyek 'Blok Gas Bumi Kasuri' di Kabupaten Teluk Bintuni harus memprioritaskan tenaga kerja lokal.
Dominggus menyampaikan permintaannya itu saat pertemuan dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Genting Oil Kasuri PTE Ltd di Manokwari, Senin.
"Termasuk kontraktor orang asli Papua, terutama Suku Sumuri dan Suku Irarutu yang mendiami wilayah sekitar Blok Kasuri," kata Dominggus.
Ia menyebut skala prioritas penyerapan tenaga kerja dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu masyarakat ring 1 selaku pemilik hak ulayat, dan masyarakat tujuh suku di Teluk Bintuni.
Kemudian, masyarakat asli Papua Barat dari Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Teluk Wondama, Pegunungan Arfak, Kaimana, dan Fakfak, serta masyarakat asli se-Tanah Papua.
"Setelah itu peluang kerja bagi masyarakat nusantara lainnya atau skala nasional," ucap Dominggus.
Ia mengatakan, pemerintah provinsi maupun kabupaten telah menyediakan balai latihan kerja (BLK) untuk pengembangan kapasitas tenaga kerja lokal sebelum terlibat dalam proyek gas bumi.
Pelatihan teknis, magang, dan sertifikasi merupakan bagian dari komitmen perusahaan migas untuk merealisasikan program pemberdayaan terhadap tenaga kerja orang asli Papua (OAP).
"Nanti SKK Migas dan Genting Oil yang tunjuk, BLK mana yang digunakan untuk melatih tenaga kerja lokal. Setelah pelatihan, langsung diterima kerja," ujar Dominggus.
General Manager Genting Oil Kasuri Ngakan Nurcahya Sentanu menjelaskan, pemberdayaan terhadap tenaga kerja lokal sudah tercantum dalam dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
Porsi penerimaan tenaga kerja lokal ring 1 pada fase konstruksi 25 persen, kemudian wilayah ring 2 hingga ring 3 sebanyak 45 persen. Jumlah tersebut bisa meningkat sebesar 80 persen pada fase produksi.
"Kami berusaha melebihi dari komitmen kalau tersedia. Kalaupun tidak tersedia, kami akan berikan pelatihan bagi mereka," ucap Nurcahya.
Ia menerangkan, Blok Migas Kasuri dimulai dari tahapan identifikasi sejak tahun 2008 kemudian dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi sampai tahun 2014 dan proses penyelesaian amdal pada 2023.
Pengerjaan proyek konstruksi Blok Migas Kasuri tahap pertama berlangsung selama dua tahun yaitu 2025 sampai 2027, dengan target operasi akan dimulai pada kuartal II tahun 2027 mendatang.
"Proyeksi laju produksi gas bumi tahap I sebanyak 68 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), dan tahap II diperkirakan mencapai 115 MMSCFD," kata Nurcahya.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025