Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Papua Barat mengakomodasi pembiayaan dua jenis seragam untuk siswa SMA dan SMK dari keluarga berpenghasilan rendah (MBR) atau kurang mampu.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdik Papua Barat Barnabas Dowansiba di Manokwari, Senin, mengatakan pihak sekolah terlebih dahulu melakukan pendataan jumlah siswa kurang mampu tersebut.

"Masing-masing sekolah harus mendata, nantinya data serahkan ke kami," kata Barnabas.

Dia menyebut dalam waktu dekat akan diselenggarakan rapat koordinasi dengan Disdik tujuh kabupaten di Papua Barat guna mengoptimalkan penyaluran bantuan pembiayaan seragam siswa.

Pemerintah provinsi mengalokasikan anggaran untuk pengadaan dua jenis seragam dan bantuan pendidikan bagi siswa SMA/SMK yang berprestasi kurang lebih sebesar Rp20 miliar.

"Minggu ini kami rapat dengan kabupaten. Dua jenis seragam yang ditanggung provinsi, yaitu putih abu-abu dan Pramuka," kata Barnabas.

Kebijakan pembiayaan dua jenis seragam tersebut, kata dia, lebih diprioritaskan kepada siswa SMA dan SMK orang asli Papua dengan latar belakang keluarga berpenghasilan rendah.

Hal ini sejalan dengan semangat otonomi khusus dan upaya pemerintah provinsi memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) orang asli Papua yang tersebar di tujuh kabupaten.

"Pihak sekolah harus mendata baik-baik supaya penyaluran bantuan biaya seragam tepat sasaran," ujar Barnabas.

Dia mengimbau pemerintah kabupaten menyiapkan tenaga guru yang akan mengikuti pembekalan pembelajaran matematika melalui metode gampang, asyik dan menyenangkan atau Gasing.

Pemerintah provinsi sudah menandatangani kerja sama dengan Yayasan Teknologi Indonesia Jaya, Prof Yohanes Surya terkait penerapan metode matematika Gasing.

"Provinsi sudah siapkan dana dan kabupaten juga harus siapkan dukungan dana juga," ucap Barnabas.
 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025