Sebanyak 476 personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk mengamankan perayaan satu abad Peradaban Orang Papua melalui Nubuatan Dominee Izaack Samuel Kijne di Bukit Aitumeiri, Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat.

Kepala Kepolisian Resor Teluk Wondama Ajun Komisaris Besar Polisi Bayu Dewasto di Wasior, Senin, mengatakan pola pengamanan dilakukan secara terpadu dan menyeluruh terhitung sejak 22 hingga 27 Oktober 2025.

"Mulai dari kedatangan tamu, tempat penginapan, fasilitas umum, lokasi ibadah dan kegiatan utama perayaan,"kata Bayu.

Pihaknya juga telah menjalin koordinasi dengan Polres Kaimana dan Polres Nabire (Papua Tengah) untuk mendukung pengamanan mobilisasi jemaat dan tamu dari masing-masing daerah menuju Teluk Wondama melalui jalur darat.

Selain aparat keamanan, instansi lain seperti Satuan Polisi Pamong Praja, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PT PLN, Basarnas, dan Telkomsel turut terlibat dalam mendukung perayaan memperingati sejarah peradaban OAP.

"Kekompakan ini sangat membantu kami menjaga situasi kamtibmas agar tetap kondusif,” ucap Kapolres.

Polres Teluk Wondama masih menunggu informasi dari panitia penyelenggara terkait pola pengamanan dan pengawalan khusus tamu-tamu penting atau VIP dari dalam maupun luar negeri yang hadir mengikuti perayaan dimaksud.

Bupati Teluk Wondama Elysa Auri mengatakan panitia telah mengundang seluruh gubernur, bupati/wali kota, serta unsur forkopimda dari enam provinsi di Tanah Papua, sekaligus pejabat pemerintah pusat lainnya.

Panitia memperkirakan perayaan satu abad nubuatan Kijne dihadiri kurang lebih 10 ribu orang, termasuk sekitar 200 tamu VIP. 

Sebanyak 15 titik penampungan telah disiapkan dengan memanfaatkan gedung sekolah, aula gereja, kantor pemerintahan, dan fasilitas umum lainnya.

Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama juga bekerja sama dengan PT Pelni untuk menyediakan satu kapal sebagai penginapan terapung bagi tamu dari luar daerah.

Sejumlah peserta dan tamu undangan telah tiba di Wasior sejak 16 Oktober, dan arus kedatangan diperkirakan terus berlangsung hingga 25 Oktober mendatang.

Bukit Aitumeiri terdapat situs bersejarah berdirinya sekolah formal pertama untuk orang asli Papua pada 25 Oktober 1925. Pemerintah daerah mendorong agar situs tersebut menjadi cagar budaya nasional.
 

Pewarta: Zack Tonu Bala

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025