Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) dinobatkan sebagai terbaik pertama dalam kategori transformasi pengelolaan sampah tingkat nasional oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Prestasi yang kami raih tidak lepas dari peran semua pihak yang hingga kini masih konsisten menjaga kebersihan kota, termasuk pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid melalui keterangan tertulisnya diterima di Palu, Selasa.
Penghargaan kota dengan transformasi pengelolaan sampah terbaik nasional, diterima Wali Kota Palu pada ajang Sutami Award 2025 yang digelar Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta pada Senin (1/12) malam.
Dari ajang itu, Kota Palu satu-satunya daerah dari kawasan timur Indonesia berhasil menembus enam besar nasional.
Ia mengemukakan, penghargaan itu merupakan hasil dari komitmen kuat Pemkot Palu dalam memperbaiki kondisi kebersihan kota.
"Perjalanan menuju pengelolaan sampah yang ideal masih panjang, namun berbagai langkah signifikan terus kami lakukan secara berkelanjutan," ujarnya.
Ia mengemukakan sejumlah program yang telah diterapkan pihaknya turut menjadi faktor penilaian, di antaranya kebijakan pembatasan penggunaan kemasan plastik sekali pakai dan styrofoam, lewat regulasi Peraturan Wali Kota Palu (Perwali) Nomor 40 Tahun 2021.
Kemudian keterlibatan masyarakat melalui gerakan-gerakan kepedulian lingkungan, peningkatan sarana dan prasarana kebersihan kota.
"Alhamdulillah melalui intervensi dilakukan pemerintah daerah (pemda) dan kesadaran masyarakat semakin tinggi, wajah Kota Palu semakin bersih meskipun masih ada kekurangan namun tidak menjadi penghalang dalam meningkatkan kualitas kebersihan kota," ucap Harianto.
Ia menjelaskan, transformasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Kawatuna menjadi salah satu faktor penting keberhasilan ibu kota Sulawesi Tengah.
Saat ini, TPA tersebut telah menerapkan sistem sanitary landfill atau metode yang lebih aman dan ramah lingkungan, karena sampah dipadatkan dan ditutup tanah untuk mencegah pencemaran.
Sistem ini diharapkan mampu mengurangi dampak negatif sampah, sekaligus strategi memperpanjang masa pakai TPA secara signifikan.
"Ke depan Pemkot Palu menggandeng Pemerintah Jepang dalam pembangunan fasilitas biogas di TPA Kawatuna, dengan memanfaatkan gas yang dihasilkan sampah untuk kebutuhan energi," kata dia menuturkan.
Ia memaparkan, Pemerintah Jepang telah menyetujui pendanaan untuk studi kelayakan (feasibility study) sebelum masuk ke tahap pembangunan.
"Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pengelolaan sampah di Palu mulai dipandang sebagai contoh positif di tingkat nasional maupun internasional, " kata dia.
Wali kota menambahkan, ajang Sutami Award merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan pemerintah pusat kepada pihak-pihak yang memberikan kontribusi bermakna dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia.
Penerimanya meliputi kementerian, pemerintah daerah, lembaga jasa konstruksi, akademisi, media, serta masyarakat.
"Prestasi yang diraih bukan secara kebetulan, ini merupakan hasil kerja keras Pemkot Palu dan pihak-pihak lain dalam mewujudkan kebersihan Kota," kata dia lagi.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025