Sembilan SMP di Manokwari laksanakan program MBG

Manokwari (ANTARA) - Sebanyak sembilan sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat telah mendapatkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Manokwari Pardjiyanti di Manokwari, Kamis, mengatakan sembilan SMP tersebut, terdiri atas enam sekolah negeri dan tiga swasta.

“Kita memang tidak secara langsung mengurus MBG namun, kita mendapat laporan dari kepala sekolah bahwa sembilan dari 44 SMP di Manokwari telah mendapatkan MBG,” katanya.

Dinas Pendidikan setempat, katanya, tidak dilibatkan secara langsung dalam program MBG, namun hanya memberikan data-data yang dibutuhkan. Saat ini, Kabupaten Manokwari mempunyai 44 SMP yang terdiri atas 33 SMP negeri dan 11 swasta.

Kepala Dinas Pendidikan Manokwari Martinus Dowansiba mengatakan masih banyak sekolah di daerah setempat belum tersentuh MBG, terutama distrik (kecamatan) di luar perkotaan.

Namun, katanya, berdasarkan koordinasi pihaknya dengan Kodim 1801/Manokwari sebagai penanggung jawab program MBG, akan segera dibangun Dapur Sehat di Distrik Prafi agar program MBG menjangkau sekolah di distrik-distrik di luar perkotaan.

“Dapur Sehat itu dalam waktu tidak lama akan berdiri sehingga kita harapkan dapat menjangkau daerah di luar kota dan pinggiran, sehingga pemberian MBG bisa merata,” katanya.

Kepala SMP Negeri 1 Manokwari Yusup menyatakan bersyukur bisa menjadi salah satu sekolah yang mendapatkan program MBG.

Sekolah itu memiliki 1.037 siswa yang seluruhnya telah mendapatkan MBG. Namun, pemberian MBG juga disesuaikan dengan jumlah siswa yang hadir di sekolah.

Misalnya, saat ujian sekolah, pihaknya hanya mendapatkan porsi MBG sesuai jumlah siswa yang mengikuti ujian sekolah.

Ia mengatakan pemberian MBG berdampak positif bagi para siswa, karena saat ini uang jajan siswa berkurang dan bisa ditabung.

Selama ini, menu MBG yang diberikan juga selalu enak dan hampir tidak ada permasalahan dalam pemberian MBG.

“Namun, pihak sekolah harus mengatur waktu agar pemberian MBG dapat maksimal. Kita harus memberikan waktu istirahat lebih banyak sehingga jam pulang siswa jadi mundur. Tapi itu tidak masalah karena para siswa sudah makan,” ujarnya.