PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat terus mempercepat pemerataan energi hijau di Tanah Papua di mana ini merupakan upaya dan langkah nyata dalam meningkatkan bauran energi nasional dan mendukung transisi energi yang berkelanjutan.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Diksi Erfani Umar di Jayapura, Minggu mengatakan, percepatan pemerataan transisi energi hijau di Indonesia tersebut melalui dukungan pendanaan dari Asian Development Bank (ADB).

"Pada Jumat (13/6) perwakilan ADB, bersama tim Independent Verification Agent (IVA) melakukan peninjauan dan memverifikasi proyek kelistrikan kami yang ada di Nabire, Papua Tengah," katanya.

Menurut Diksi, di mana peninjauan dan verifikasi proyek kelistrikan pada Nabire merupakan lokasi pengambilan sampel PLN yang ada di Tanah Papua.

"Verifikasi dilakukan guna memastikan dukungan pembiayaan yang diperoleh PLN itu benar-benar berdampak pada percepatan pembangunan akses listrik di seluruh Tanah Papua dengan berbasis pada penggunaan sumber energi hijau," ujarnya.

Dia menjelaskan untuk itu verifikasi ini sangat penting dilakukan guna mendukung pengembangan energi berkelanjutan, berkontribusi pada transisi energi dan mitigasi perubahan iklim, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui listrik sebagai pendorong ekonomi.

"Dukungan ADB dalam pembiayaan proyek energi berkelanjutan sangat penting bagi pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) PLN, yang juga sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) pemerintah pada 2060," katanya.

Dia menambahkan, pendanaan dari ADB dikelola dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial, membantu meningkatkan pemerataan akses kelistrikan yang ramah lingkungan, khususnya di wilayah timur Indonesia.

"Selama kunjungan, tim meninjau pembangunan PLTS Mora Kama dan jaringan listriknya kemudian juga berdialog dengan masyarakat Kepulauan Moora, dan mengunjungi beberapa industri yang ada di Kabupaten Nabire," ujarnya lagi.
 

Pewarta: Qadri Pratiwi

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025