Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Manokwari, Papua Barat, telah menerbitkan 852 paspor pada periode Januari hingga Juni 2025 yang terdiri atas 555 paspor elektronik dan 297 paspor biasa.

Kepala Seksi Verifikasi Dokumen dan Pelayanan Keimigrasian Lukie Reza Kusuma di Manokwari, Selasa, mengatakan ada 517 permohonan penerbitan paspor baru dan 335 penggantian paspor.

"Terjadi penurunan 451 permohonan, kalau dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebanyak 1.303 permohonan penerbitan paspor," kata Lukie Reza.

Berdasarkan jenis, kata Lukie, penerbitan paspor elektronik dengan masa berlaku selama 10 tahun tercatat sebanyak 230 paspor, sedangkan paspor elektronik 5 tahun ada 325 paspor.

Kemudian penerbitan paspor biasa atau non elektronik untuk masa berlaku 10 tahun hanya 35 paspor, berbanding terbalik dengan permohonan paspor biasa berdurasi selama 5 tahun.

"Kalau permohonan penerbitan paspor non elektronik masa berlaku lima tahun, sebanyak 262 paspor," ujarnya.

Dia menyebut 561 paspor yang diterbitkan tujuan wisata, 206 paspor untuk kegiatan umroh, 44 paspor ibadah haji, 20 paspor kepentingan berobat, 13 paspor belajar, dan 8 paspor bekerja.

Realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) atas penerbitan 852 paspor tercatat Rp626.900.000 dari target Kantor Imigrasi Manokwari tahun 2025 sebanyak Rp825.000.000.

"Kalau tahun lalu realisasi PNBP Rp1.576.350.000 dari target Rp499.550.000," katanya.

Dia menerangkan biaya penerbitan paspor elektronik mengalami peningkatan sejak 17 Desember 2024 yaitu paspor elektronik 10 tahun Rp950 ribu, dan paspor elektronik 5 tahun Rp650 ribu.

Masyarakat diberikan pilihan menggunakan paspor biasa dengan biaya penerbitan per paspor Rp650 ribu untuk masa berlaku 10 tahun, dan paspor biasa periode 5 tahun Rp350 ribu per paspor.

"Beberapa provinsi di Indonesia sudah tidak lagi terbit paspor biasa, karena sekarang full elektronik. Wilayah Papua keseluruhan dimulai November 2025," kata Lukie.
 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025