Satuan Tugas Wilayah Detasemen Khusus (Satgaswil Densus) 88 Antiteror Papua Barat mengajak masyarakat di Distrik Bomberay dan Tomage, Kabupaten Fakfak berperan aktif mencegah tindakan radikalisme.
Sosialisasi kebangsaan juga bermaksud mengedukasi masyarakat setempat agar tidak mudah terkontaminasi dengan kegiatan intoleransi dan toleransi yang berpotensi mengancam kestabilan keamanan daerah.
"Peran masyarakat sangat penting dalam mengenali dan melaporkan gejala radikalisme sejak dini," kata Kepala Satgaswil Densus 88 AT Papua Barat Kombes Pol Guntur Andriyanto di Fakfak, Jumat.
Dia menyebut kegiatan yang dikolaborasikan dengan Kepolisian Sektor Bomberay menghadirkan kurang lebih 40 peserta, terdiri atas tokoh agama, tokoh adat, perangkat kampung, dan organisasi masyarakat.
Kepolisian mengedepankan langkah pencegahan untuk mengantisipasi modus operandi kelompok teroris yang cenderung merekrut generasi muda melalui media sosial dan jaringan tersembunyi.
"Tahapan radikalisme berawal dari intoleransi, berkembang menjadi radikalisme, hingga berujung pada terorisme,"ujarnya.
Kepala Polsek Bomberay Iptu Aldin La Adi menyebut polsek berkomitmen menjadi garda terdepan untuk menangkal penyimpangan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Strategi pencegahan radikalisme harus dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga dan kampung atau desa, yang kemudian diterapkan secara meluas melibatkan peran seluruh masyarakat.
"Nilai-nilai toleransi dan kerukunan di tengah masyarakat harus diperkuat," katanya.
Tokoh agama Sofyan Rumaf mengajak masyarakat memaknai cinta tanah air sebagai bagian dari ajaran agama, sekaligus membentengi diri dari pengaruh menyimpang yang memicu kebencian dan kekerasan.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025