Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat memastikan stok obat kusta dalam kondisi cukup dengan jumlah 3.006 paket multi drug therapy multi basiler (MDT MB) untuk dewasa dan 48 paket MDT MB anak.

Kepala Dinkes Papua Barat dr Alwan Rimosan di Manokwari, Selasa, mengatakan kecukupan stok tidak hanya pada level provinsi melainkan kabupaten, seperti Manokwari 690 MDT MB dewasa dan 48 MDT MB anak.

"Data stok obat kusta per 15 September 2025 dipastikan cukup untuk menjawab kebutuhan pasien," katanya.

Dia menyebut Papua Barat tidak mengalami kekosongan obat kusta dalam satu tahun terakhir, sedangkan per April 2025 mendapat pengiriman dari Kementerian Kesehatan 6.000 paket MDT MB dewasa dan 666 MDT MB anak MB.

Keseluruhan stok obat tersebut sudah didistribusikan ke tingkat kabupaten sesuai dengan data kebutuhan masing-masing, sedangkan program penanggulangan kusta tetap menjadi prioritas kesehatan daerah.

"Permintaan obat kusta dari Papua Barat per Maret 2025 terdiri atas 5.769 blister MDT dewasa MB, 1.566 MDT anak MB, 1.341 PB dewasa, dan 927 PB anak," ujarnya.

Baca juga: Senator minta Kemenkes bentuk tim investigasi tangani kusta di Papua Barat

Berdasarkan Sistem Informasi Pelaporan Kusta (SIPK), jumlah kasus yang ditemukan di Papua Barat hingga September 2025 sebanyak 422 kasus, termasuk 254 kasus baru (68 pausi basiler dan 186 multi basiler).

Upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan eliminasi, yaitu mendorong program kusta masuk dalam RPJMD 2025-2029, distribusi rutin obat dari provinsi ke kabupaten, sosialisasi, dan melaksanakan kemoprofilaksis.

"Selain itu, mengalokasikan APBD Otsus 2025 untuk pengadaan protesa bagi penderita disabilitas tingkat 2, dan pengadaan 250 kit perawatan diri," katanya.

Dirinya mengakui ada sejumlah hambatan upaya eliminasi karena kusta belum diakomodasi ke dalam standar minimal pelayanan (SPM) provinsi maupun kabupaten, serta keterbatasan tenaga medis terlatih.

Kemudian, minim dukungan anggaran pemerintah kabupaten, laporan penemuan kasus dari tiga kabupaten yaitu Pegunungan Arfak, Kaimana, dan Teluk Wondama belum lengkap sesuai ketentuan.

"Tenaga pemeriksaan skin smear akibat rotasi petugas masih sangat kurang dan stigma masyarakat ke penderita kusta juga masih kuat," ucapnya.

Baca juga: Senator Filep terima aspirasi hasil Rakerkesda Papua Barat 2025

Dia menyebut langkah strategis yang akan dilakukan ke depan, yaitu mendorong pengiriman laporan penanggulangan kusta dan kebutuhan MDT rutin setiap bulan, serta meningkatkan kapasitas tenaga medis.

Dinkes provinsi segera melakukan penelusuran dan verifikasi terhadap laporan dugaan kekosongan obat kusta pada puskesmas di Manokwari, sekaligus mengajak seluruh pihak berkolaborasi mendukung eliminasi kusta.

"Kami mengajak pemerintah pusat, daerah, tokoh masyarakat, organisasi sipil, dan media untuk bersama-sama mendukung eliminasi kusta di tanah Papua,” kata dr Alwan.

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025