Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut penyerapan tenaga kerja di Provinsi Papua Barat pada periode Agustus 2025 mencapai 288.323 orang, namun mengalami penurunan 6.838 orang dibanding Februari 2025.

Kepala BPS Papua Barat Merry, di Manokwari, Kamis, mengatakan lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja terbanyak yaitu pertanian 41,03 persen, administrasi pemerintahan 14,97 persen, dan perdagangan 14,01 persen.

"Dalam enam bulan terakhir, terjadi penurunan penduduk yang bekerja sebesar 2,32 persen. Ini perlu jadi perhatian bersama," kata Merry.

Dia menjelaskan bahwa jumlah penduduk usia kerja di wilayah Papua Barat mencapai 434.339 orang yang terdiri atas 302.078 orang angkatan kerja, dan 132.261 orang bukan angkatan kerja.

Dari total angkatan kerja tersebut, terdapat 288.323 orang bekerja dengan kategori pekerja penuh 166.983 orang, pekerja paruh waktu 93.258 orang dan setengah menganggur 28.082 orang.

"Sedangkan 13.755 orang dari jumlah angkatan kerja, berstatus pengangguran. Periode Agustus 2025, jumlah pengangguran bertambah 920 orang," ujar Merry pula.

Selanjutnya, kata Merry lagi, tingkat partisipasi angkatan kerja Papua Barat secara total pada periode Februari-Agustus 2025 mengalami penurunan dari 71,45 persen menjadi 69,55 persen.

Pada sisi lain, tingkat pengangguran terbuka selama periode tersebut justru mengalami peningkatan dari 12,97 persen atau 12.970 orang menjadi 13,76 persen atau 13.755 orang yang menganggur.

"Selama periode Februari–Agustus 2025, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Papua Barat mengalami kenaikan," kata Merry lagi.

Merry menjelaskan, komposisi tersebut menunjukkan bahwa selain angka pengangguran terbuka, Papua Barat juga masih menghadapi persoalan kualitas pekerjaan karena masih terdapat pekerja paruh waktu dan setengah menganggur.

"Ini menandakan sebagian masyarakat belum bekerja secara optimal, baik dari sisi jam kerja maupun produktivitasnya,” katanya pula.

 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025