Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla menegaskan bahwa pengurus PMI Provinsi Papua Barat harus selalu siap siaga selama 24 jam dalam memberikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat yang membutuhkan.
PMI memiliki peran strategis mengingat tingkat kesulitan geografis Papua Barat serta tingginya potensi bencana, mulai dari gempa bumi, banjir hingga berbagai situasi darurat lainnya yang mengancam keselamatan masyarakat.
"Kalau ada bencana, orang sakit yang perlu darah, PMI harus siap siaga 24 jam," kata Jusuf Kalla saat melantik pengurus PMI Papua Barat periode 2025–2030 di Manokwari, Senin.
Oleh karena itu, kata dia, pengurus PMI Papua Barat perlu memperluas kerja sama lintas pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah guna memperkuat sistem penanggulangan bencana maupun layanan donor darah.
PMI merupakan organisasi kemanusiaan yang selalu berada di garda terdepan saat masyarakat membutuhkan pertolongan, sehingga pengurus harus mampu bekerja cepat, sigap dan tetap mengutamakan prinsip profesional.
"PMI itu kerjanya bantu masyarakat yang susah, bukan yang senang. PMI selalu terlibat dalam urusan kemanusiaan," ucap Jusuf Kalla.
Ketua PMI Papua Barat Mohamad Lakotani bertekad meningkatkan kapasitas pengurus yang semakin profesional, aktif, dan adaptif dalam menjawab berbagai tantangan tugas penyaluran bantuan kemanusiaan.
Pengurus PMI Papua Barat dalam waktu dekat juga akan menambah jumlah relawan terlatih di tujuh kabupaten, guna memaksimalkan bantuan kemanusiaan secara cepat dan tepat bagi masyarakat yang mengalami kesulitan.
"Jaringan relawan kemanusiaan perlu diperluas sembari meningkatkan kapasitas pengurus organisasi," ucap Lakotani.
Menurut dia, PMI memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan ketersediaan darah yang aman bagi pasien, sekaligus keselamatan masyarakat ketika menghadapi kondisi darurat lainnya.
"PMI memikul amanah bekerja dengan ikhlas demi keselamatan banyak orang," ucap Lakotani.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025