Sorong (ANTARA) - Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (PBD) memperkuat komitmen untuk melakukan aktivitas ekspor ikan dan udang ke Singapura dan China sebagai bagian penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi di wilayah itu.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Papua Barat Setian, di Sorong, Selasa, menjelaskan sebagai salah satu provinsi yang baru terbentuk, Provinsi Papua Barat Daya merekam pertumbuhan ekonomi yang tetap tumbuh optimis dengan tren akselerasi sejak awal DOB pada 2022.
"Capaian pertumbuhan sampai triwulan I 2025 adalah sebesar 4,82 persen (yoy) lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahun 2023 dan 2024 masing- masing sebesar 1,82 persen (yoy) dan 3,60 persen (yoy)," jelas Setian.
Sementara itu berdasarkan sektornya, Lapangan Usaha (LU) yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat Daya berasal dari kategori lapangan usaha padat karya dan padat modal yang terdiri dari LU Konstruksi, LU pertanian, LU akomodasi makan minum, LU pertambangan, LU perdagangan, dan LU industri pengolahan dengan nilai pangsa 4,00 persen sampai dengan 9,43 persen.
"Seiring dengan tetap terjaganya pertumbuhan sektoral ekonomi ke depan, diperkirakan lapangan usaha utama tersebut dapat secara positif menciptakan demand atas kebutuhan lapangan kerja dan investasi di Provinsi Papua Barat Daya," katanya.
Di sisi pengeluaran, perekonomian Provinsi Papua Barat Daya sangat bergantung pada aktivitas ekspor dengan pangsa 29,73 persen, dibandingkan aktivitas konsumsi pemerintah, konsumsi RT, dan PMTB dengan masing-masing sebesar 7,56 persen, 7,47 persen, dan 2,15 persen.
"Oleh sebab itu, dukungan akselerasi ekspor merupakan quick win dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi yang semakin kuat di Provinsi Papua Barat Daya," ujarnya.
Menurut dia, kegiatan ekspor adalah kegiatan ekonomi dengan pangsa penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua Barat Daya dengan capaian sepanjang tahun 2025 (ytd) mencapai lebih dari 17,86 juta USD.
Khusus pada komoditas non- migas, disagregasi produk ekspor unggulan Papua Barat Daya berasal dari produk-produk hasil laut dengan kode HS71 (logam mulia dan perhiasan/permata) berupa produk Mutiara dengan pangsa 50,03 persen, HS03 (produk ikan, krustasea, dan moluska) dengan pangsa 46,6 persen, dan sisanya terdiri atas komposisi HS16 HS44, dan HS28.
"Sementara itu, negara-negara tujuan ekspor Papua Barat Daya didominasi pasar negara-negara Asia seperti Malaysia (pangsa 44 persen), Jepang (pangsa 30 persen), Singapura dan China," bebernya.
Kemudian, berdasarkan nilai RCA (Revealed Competitive Advantages) dan potensi reserve-nya, komoditas olahan hasil laut di Provinsi Papua Barat Daya adalah sebagai komoditas unggulan ekspor daerah.
Hal ini terkonfirmasi dari skor RCA > 1 yang mengindikasikan produk tersebut memiliki comparative advantage dibanding produk sejenis dari negara lain.
Sejalan itu, level potensi valuasi ekspor dari komoditas olahan hasil laut juga sangat tinggi, yaitu sebesar 23,49 juta USD untuk produk mutiara, dan kandungan sebanyak 2,2 juta ton untuk produk perikanan di WPP717 dan WP 719.
Dia menyadari bahwa guna mendukung pertumbuhan ekspor yang semakin kuat dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah, diperlukan sinergi bersama antara pemerintah daerah lembaga/instansi regulator ekspor, maupun pihak lainnya untuk menciptakan kemudahan investasi, perizinan, dan iklim usaha ekspor yang kondusif bagi para pelaku usaha.
Selain itu diperlukan adanya pembentukan tim kerja, dan tim monev ekspor Papua Barat Daya yang ditunjuk langsung oleh Gubernur. Kemudian juga perlu adanya perumusan database kolaborasi ekspor antarinstansi.
"Perlu juga adanya penyusunan peta potensi komoditas ekspor daerah dan pemetaan pelaku usaha potensial ekspor di setiap kabupaten/kota," ucapnya.
Kemudian, pengembangan klinik ekspor termasuk pembinaan dan pendampingan eksportir dalam pemenuhan persyaratan kepabeanan ekspor.
"Ini sebagai bentuk keberlanjutan dan monitoring atas penandatanganan naskah komitmen bersama terkait dukungan ekspor," ujarnya.