Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat melalui Tim Pembina Posyandu dan Dinas Kesehatan memberi orientasi komunikasi antarpribadi (KAP) kepada sejumlah kader posyandu di wilayah itu, agar mereka mampu meningkatkan cara berkomunikasi sekaligus mengolah data secara digital.
Ketua Tim Pembina Posyandu Manokwari Febelina Indou, di Manokwari, Selasa, mengatakan, orientasi KAP penting dilakukan agar para kader dapat meningkatkan cara berkomunikasi sekaligus memiliki kemampuan mengolah data secara digital.
“KAP melatih kader agar lebih terampil dalam berkomunikasi dengan masyarakat, sehingga informasi kesehatan dapat tersampaikan dengan baik, membangun kepercayaan, sekaligus mendorong perubahan perilaku hidup sehat,” kata Febelina usai pelatihan KAP.
Ia mengatakan pemberian pelatihan KAP dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Manokwari.
KAP tidak hanya berfokus pada penyampaian pesan, tetapi juga pada kemampuan kader untuk mendengarkan, memahami, dan memberi solusi terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat, khususnya ibu hamil dan balita.
Pelatihan tersebut menyasar kader dari 36 posyandu dari tiga distrik wilayah perkotaan, yakni Manokwari Timur, Manokwari Barat, dan Manokwari Selatan.
Pelatihan KAP juga dipadukan dengan pelatihan penggunaan aplikasi digital My Village My Home (e-MVMH). Aplikasi tersebut memungkinkan kader mencatat data kesehatan ibu dan anak secara langsung melalui gawai masing-masing.
“Hasil layanan posyandu yang dicatat secara digital bisa segera diakses oleh Dinas Kesehatan. Dengan begitu, data yang terkumpul lebih cepat, akurat, dan bisa digunakan untuk menyusun kebijakan serta memberikan dukungan yang lebih tepat sasaran,” jelasnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Manokwari Alexander Takdare menambahkan pelatihan KAP sekaligus digitalisasi posyandu merupakan upaya menjawab tantangan layanan kesehatan di era modern.
Menurut dia, kader posyandu merupakan ujung tombak yang berperan besar dalam memberikan edukasi kesehatan di tingkat keluarga dan lingkungan terdekat.
“Dengan KAP, kader diharapkan mampu menyampaikan informasi tentang pemberian makanan tambahan, gizi balita, hingga bantuan sosial dengan lebih jelas dan meyakinkan,” ujar Alexander.
Ia menekankan pelaporan digital melalui aplikasi e-MVMH membuat proses identifikasi masalah kesehatan di setiap posyandu menjadi lebih cepat.
Hal ini penting untuk mempercepat intervensi, terutama dalam upaya penurunan angka stunting dan peningkatan gizi anak.
“Pelatihan ini bukan hanya soal komunikasi, tetapi juga bagian dari transformasi layanan kesehatan berbasis teknologi. Kami ingin kader posyandu semakin adaptif, tidak hanya melayani masyarakat secara langsung tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi untuk mendukung pekerjaannya,” ujarnya.
Pemkab Manokwari menargetkan melalui peningkatan kapasitas kader posyandu, layanan kesehatan dasar di tingkat desa dan kelurahan akan semakin berkualitas.
Selain itu, posyandu diharapkan menjadi lebih ramah, menyenangkan, dan dapat menjadi ruang edukasi kesehatan bagi ibu dan anak.
“Posyandu bukan hanya tempat pemeriksaan kesehatan, tetapi juga pusat edukasi yang menyenangkan bagi keluarga. Dengan komunikasi yang baik dan dukungan teknologi, kita bisa wujudkan posyandu yang lebih modern, transparan, dan terpercaya,” katanya.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025