Sekretaris Satgas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Papua Barat Daya George Yarangga menyebutkan terdapat 38 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang siap melaksanakan program strategis itu sebagai bagian penting untuk menunjang mutu kesehatan dan pendidikan anak didik.
Berdasarkan data dari Badan Gizi Nasional (BGN) wilayah Papua Barat Daya memiliki 110 kecamatan yang masuk kategori titik SPPG di daerah terpencil, dengan rincian Kabupaten Sorong 26 kecamatan, Kabupaten Sorong Selatan 15 kecamatan, Kabupaten Raja Ampat 22 kecamatan, Kabupaten Tambrauw 24 kecamatan, serta Kabupaten Maybrat 23 kecamatan.
“Dari total titik itu, saat ini sudah ada 38 lokasi SPPG terpencil telah menyiapkan lokasi untuk pelaksanaan dapur MBG," kata Yarangga dalam rapat validasi data titik SPPG di wilayah terpencil yang diselenggarakan BGN di Kota Sorong, Jumat.
38 SPPG itu masing-masing tersebar di lima kabupaten di Papua Barat Daya, terdiri atas empat titik di Kabupaten Maybrat yaitu Kampung Huberita Distrik Ayamaru Timur, Kampung Arnes Distrik Ayamaru Utara, Aifat Raya dan Aitinyo Raya.
Kemudian dua titik SPPG di Kabupaten Sorong terdiri atas Kampung Klawana Distrik Klamono dan Kampung Klasari Distrik Moisegen. Selanjutnya empat titik SPPG di Kabupaten Sorong Selatan yang tersebar di Distrik Teminabuan, Distrik Saifi, Distrik Seremuk ,dan Distrik Sawiat.
Lima titik SPPG di Kabupaten Tambrauw tersebar di Distrik Moraid, Fef, Kebar, Miyah dan Distrik Selemkai.
Sementara Kabupaten Raja Ampat memiliki 23 titik SPPG terdiri atas Distrik Waigio Selatan membawahi lima kampung, Distrik Meosmansar membawahi sembilan kampung, Distrik Waigio Barat membawahi enam kampung.
Kemudian Distrik Bantanta Utara, Distrik Batanta Selatan, Distrik Teluk Mayalibit, Distrik Tiplol Mayalibit, Waigio Timur, Wawarbomi, Supnin, Waigio Utara, Ayau, Kepulauan Ayau, Misool Timur, Misool Selatan, Misool Barat, Misool Utara, Salawati Utara, Salawati Barat, Salawati Tengah, Waigio Barat, Kepulauan Sembilan dan Distrik Kofiau.
BGN mencatat per September 2025 telah dibangun 13 SPPG aglomerasi se-Papua Barat Daya yakni sembilan SPPG di Kota Sorong, dua SPPG di Kabupaten Sorong, satu SPPG di Kabupaten Raja Ampat dan satu SPPG di Kabupaten Sorong Selatan.
Kemudian, terdapat empat SPPG tambahan yang sedang dalam tahap persiapan, yakni dua di Kota Sorong dan dua di Kabupaten Sorong.
"Empat lokasi SPPG tambahan itu tidak termasuk dalam kategori wilayah terpencil," ujarnya.
Dia mengakui bahwa dalam proses pemantauan di lapangan, ditemukan kasus kontaminasi pada 50 ompreng (wadah makan) di SPPG Klamasen, Kabupaten Sorong. Akibatnya, operasional dapur di lokasi tersebut dihentikan sementara.
“Yayasan Cahaya Timur bersama Kepala SPPG Klamasen telah menyatakan tanggung jawab atas pelanggaran SOP, serta bersedia melakukan perbaikan total dalam pengelolaan dapur MBG,” ucapnya.
Berkaitan dengan temuan itu, Dinas Kesehatan Papua Barat Daya telah memberikan pelatihan terkait food handling dan penerapan SOP yang lebih ketat kepada seluruh pengelola.
“Masalah itu diikuti dengan penandatangan pakta integritas oleh ketua yayasan terkait dan penanggungjawab SPPG sebagai bentuk komitmen terhadap perbaikan dan kepatuhan terhadap standar operasional,” ujarnya.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025