Sekolah Rakyat Terintegrasi 76 di Kabupaten Mimika, Papua Tengah masih membuka kesempatan bagi siswa lain untuk menempuh pendidikan di sekolah yang dibiayai oleh Kementerian Sosial itu.
Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 76 Mimika Ajeng Wulandari di Timika, Kamis, mengatakan pihaknya telah menerima surat edaran dari Kemensos RI agar sekolah terus membuka kesempatan pendaftaran bagi siswa yang ingin bergabung di Sekolah Rakyat.
"Kami diminta untuk membuka pendaftaran lagi agar siswa yang diterima bisa mencapai 100 orang. Kami diberikan tenggat waktu sampai akhir minggu ini untuk siswa yang mau masuk lagi maka bisa mendaftarkan diri," kata Ajeng.
Saat Sekolah Rakyat Terintegrasi 76 Mimika diresmikan pada 10 Oktober lalu oleh Bupati Mimika Johannes Rettob, jumlah siswa yang terdaftar sebanyak 88 orang untuk dua jenjang pendidikan yaitu SMP dan SMA.
Namun saat ini jumlah siswa berkurang hingga tersisa sebanyak 69 orang.
Ajeng menyebut beberapa siswa mengundurkan diri secara baik-baik, ada juga yang kabur begitu saja dari asrama yang menempati bangunan Rusun bekas Wisma Atlet PON XX Papua di Jalan Poros SP2-SP5 Timika.
"Ada yang tidak terima karena dia harus turun kembali ke kelas 1. Kami semuanya mulai dari kelas 1 baik untuk SMP maupun SMA," jelasnya.
Beberapa dari siswa yang kabur akhirnya diantar kembali ke sekolah oleh orang tua dan telah mengikuti kegiatan pembelajaran.
"Kalau anaknya kabur dari sekolah kemudian orang tuanya antar kembali, kami minta membuat surat pernyataan sehingga kalau terjadi lagi kasus serupa tidak bisa diterima lagi dan akan digantikan oleh siswa baru," tutur Ajeng.
Para siswa yang direkrut oleh Sekolah Rakyat Terintegrasi 76 Mimika tidak saja merupakan siswa asli Papua, tetapi juga siswa non Papua dengan prioritas berasal dari keluarga kurang mampu.
Para siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi 76 Mimika telah mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) selama dua pekan.
Selanjutnya, para siswa akan mengikuti masa persiapan selama tiga bulan sebelum masuk pada kegiatan belajar.
Pada masa persiapan ini, para siswa akan dibimbing untuk pembinaan karakter, pelatihan baris-berbaris, pembekalan materi nasionalisme dan juga penguatan literasi serta numerasi.
"Kita akan melakukan persiapan yang matang sebelum masuk pada proses belajar," ujarnya.
Ajeng menyebut selama sekitar dua pekan tinggal di asrama, para siswa banyak mengalami perubahan, salah satunya menjaga kebersihan diri dengan mandi teratur dua kali sehari dan menggosok gigi.
Seluruh aktivitas itu diawasi oleh para pengasuh.
Siswa laki-laki menempati ruangan dua di lantai 3, sementara siswa perempuan menempati ruangan di lantai 2 Rusun Wisma Atlet Timika.
Saat ini jumlah pengasuh di asrama Sekolah Rakyat Mimika sebanyak lima orang, sementara jumlah guru yang bertugas sebanyak 15 orang, namun baru tujuh orang yang datang ke sekolah untuk mengajar siswa.
"Ada beberapa guru tidak datang ke sekolah karena alasan tempat tinggal jauh. Untuk tujuh guru yang sudah aktif, mereka langsung direkrut oleh Kemensos," jelas Ajeng.
Sekolah Rakyat Terintegrasi 76 Mimika memiliki empat ruang belajar, terbagi menjadi dua ruangan untuk SMP dan dua ruangan untuk SMA. Sekolah ini juga dilengkapi laboratorium IPA dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025