Dinas Kesehatan (Dinkes) Manokwari, Papua Barat berupaya mengoptimalkan komunikasi antar-pribadi yang efektif guna meningkatkan cakupan imunisasi lengkap pada wilayah itu di tengah tantangan disinformasi dan keraguan masyarakat.
Plt Kepala Dinkes Manokwari Marthen L Rantetampang di Manokwari, Rabu, menjelaskan pendekatan komunikasi yang humanis kini menjadi fokus utama Pemkab Manokwari karena terbukti lebih efektif dalam membangun kepercayaan publik dibanding sekadar penyampaian informasi teknis.
“Dalam imunisasi, persoalan bukan hanya soal ketersediaan vaksin. Tantangan terbesarnya justru bagaimana kita memahami kekhawatiran masyarakat dan menjawabnya dengan cara yang tidak menggurui,” ujar Marthen.
Ia mengatakan, pemerintah daerah telah memperkuat kerangka regulasi melalui Peraturan Bupati Nomor 64 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Imunisasi yang memastikan setiap anak di Manokwari mendapatkan imunisasi lengkap, baik saat balita maupun melalui program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
Selain regulasi, Pemkab Manokwari juga meluncurkan Gerakan Bersatu Lengkapi Imunisasi Anak (Berlian) yang menekankan pentingnya imunisasi kejar bagi anak yang belum mendapatkan dosis lengkap.
“Imunisasi itu perlindungan. Tidak boleh ada anak yang tertinggal, dan tidak ada kata terlambat untuk melengkapi imunisasi,” tegasnya.
Ia menambahkan, program-program tersebut dapat berjalan efektif jika pemangku kepentingan multi pihak mampu memberi komunikasi dan edukasi yang baik kepada masyarakat.
Ia mengakui, disinformasi serta informasi yang tidak benar masih menjadi tantangan utama dalam program imunisasi di Kabupaten Manokwari.
Untuk itu peran guru, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga kelompok pemuda sangat strategis sebagai jembatan komunikasi antara layanan kesehatan dan masyarakat.
“Ketika pesan disampaikan oleh orang yang mereka percaya, penerimaan terhadap imunisasi jauh lebih tinggi. Itulah mengapa kolaborasi lintas sektor sangat penting,” katanya.
Sebagai bagian dari upaya memperkuat komunikasi publik tersebut, Dinkes Manokwari bersama Papua Future Project (PFP), Dinkes Papua Barat, serta UNICEF Indonesia menggelar Pelatihan Komunikator Imunisasi pada 17–18 November 2025.
Kegiatan ini menjadi ruang untuk melatih para guru, tokoh masyarakat, dan pemuda agar mampu melakukan komunikasi efektif dalam menjelaskan manfaat imunisasi
Pelatihan tersebut salah satu strategi memperluas jejaring komunikator dan membekali mereka dengan keterampilan mendengarkan aktif, berempati, serta menyampaikan pesan yang sesuai kebutuhan masyarakat.
“Kami ingin memastikan bahwa upaya peningkatan cakupan imunisasi berjalan dari hulu ke hilir. Tenaga kesehatan, sekolah, tokoh lokal, semuanya memiliki peran,” ujarnya.
Ia menyampaikan apresiasi kepada UNICEF serta Dinas Pendidikan yang terus mendukung penguatan imunisasi dan pelaksanaan Gerakan Sekolah Sehat di Manokwari.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025