Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (DKPD) berupaya menumbuhkan minat baca anak sekaligus memperkuat pemahaman budaya lokal dengan menggelar Lomba Bertutur Tingkat SD Tahun 2025.
Pelaksana Tugas Kepala DKPD Manokwari Wiwik Hariawan di Manokwari, Rabu, mengatakan lomba bertema “Membangun Gaya Baca, Kuatkan Literasi Sambut Indonesia Emas” itu, bertujuan mengembangkan kegemaran membaca serta menanamkan kecintaan terhadap budaya bangsa melalui cerita rakyat dan.
“Melalui kegiatan ini kami berharap tumbuh kecintaan anak terhadap karya budaya bangsa, termasuk cerita kepahlawanan dan legenda daerah,” katanya saat memberikan sambutan pembukaan Lomba Bertutur.
Ia mengatakan lomba tersebut menjadi sarana mencari bibit generasi muda yang dapat menjadi panutan dalam kebiasaan gemar membaca.
Peserta lomba yang berjumlah 50 siswa dan siswi dari SD dan madrasah se-Manokwari dinilai berdasarkan kemampuan membawakan cerita rakyat yang bersumber dari budaya lokal di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, maupun Papua.
Dengan adanya kegiatan tersebut, dia mengharapkan, terpilih siswa terbaik tingkat kabupaten yang mampu membawakan cerita berdasarkan buku budaya daerah sehingga dapat mewakili Manokwari pada tingkat berikutnya.
“Kami ingin anak-anak yang tampil bukan hanya pandai bercerita, tetapi mampu memperkenalkan budaya lokal sesuai daerah masing-masing,” katanya.
Pemenang lomba akan memperoleh uang pembinaan sesuai juknis Perpustakaan Nasional, masing-masing Rp5 juta untuk juara pertama, Rp4 juta juara kedua, dan Rp3 juta juara ketiga.
Ketua Bunda Literasi Manokwari Febelina Indou menilai kemampuan bertutur anak bagian penting dari penguatan karakter dan identitas budaya.
Ia mengapresiasi kreativitas, keberanian, dan kemampuan berbahasa para peserta.
Melalui bercerita, katanya, anak belajar menyampaikan gagasan, mengekspresikan perasaan, serta mengenal budaya, nilai moral, dan kearifan lokal Manokwari.
“Anak yang gemar membaca dan berani bercerita adalah bibit pemimpin masa depan pemimpin yang cerdas, komunikatif, percaya diri, dan berkarakter,” ujar dia.
Ia mengatakan gerakan literasi merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Oleh karena itu, ia mengajak para orang tua untuk menghidupkan budaya membaca di rumah, meski hanya 15 menit setiap hari.
Selain itu, sekolah juga harus menjadi taman literasi, tempat anak bebas berimajinasi dan mengembangkan kemampuan berbahasa secara menyenangkan
“Mari mendampingi anak mengenal cerita rakyat dan kearifan lokal Papua Barat agar mereka tumbuh dengan rasa bangga terhadap identitas budaya Papua, khususnya Manokwari,” katanya.
Sebagai bentuk dukungan, Bunda Literasi Manokwari menambahkan hadiah berupa sepeda untuk juara pertama hingga ketiga.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025