Manokwari (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat mengupayakan enam puskesmas yang tersebar di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Teluk Wondama, dapat terakreditasi pada 2025.
Kepala Dinkes Papua Barat dr Alwan Rimosan di Manokwari, Senin, mengatakan proses akreditasi harus ditunjang dengan kesiapan sumber daya kesehatan maupun sarana prasarana.
Kabupaten Manokwari terdapat 15 puskesmas namun dua puskesmas belum terakreditasi, sedangkan Kabupaten Teluk Wondama ada empat dari sepuluh puskesmas yang belum terakreditasi.
"Dinas Kesehatan Manokwari dan Teluk Wondama sedang menyiapkan kebutuhan untuk akreditasi," katanya.
Menurut dia, proses akreditasi bertujuan meningkatkan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan dari setiap puskesmas yang menjadi jaminan keselamatan pasien dan masyarakat di wilayah setempat.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang berkesinambungan mencakup aspek manajemen sistem, manajemen mutu, manajemen risiko, penyelenggaraan pelayanan, dan program kesehatan.
"Bidang pelayanan kesehatan dari masing-masing dinas di kabupaten yang akan mengawal proses menuju akreditasi," ucap Alwan.
Berdasarkan data, kata dia, jumlah puskesmas dari tujuh kabupaten di Papua Barat sebanyak 80 puskesmas dan dari jumlah itu terdapat 74 puskesmas atau 92,4 persen sudah terakreditasi.
Akreditasi dasar sebanyak 20 puskesmas, akreditasi madya mencapai 33 puskesmas, akreditasi utama tercatat ada 14 puskesmas, dan akreditasi paripurna baru tujuh puskesmas.
"Jadi masih tersisa enam puskesmas yang belum terakreditasi," kata Alwan.
Ia menyebut Teluk Bintuni menjadi kabupaten dengan puskesmas terbanyak yaitu 20 unit, Manokwari ada 15 puskesmas, kemudian Fakfak, Kaimana, dan Teluk Wondama masing-masing 10 puskesmas.
"Manokwari Selatan enam puskesmas, dan Pegunungan Arfak sembilan puskesmas," ucap dr Alwan.
Papua Barat upayakan enam puskesmas di dua kabupaten terakreditasi
Senin, 19 Mei 2025 14:11 WIB

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dr Alwan Rimosan saat ditemui awak media di Manokwari, Senin (19/5/2024). ANTARA/Fransiskus Salu Weking