Timika (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, menargetkan seluruh kampung dan kelurahan di wilayahnya bebas dari praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF) pada tahun 2027.
Komitmen tersebut disampaikan Bupati Mimika melalui Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan, Inosensius Yoga Pribadi, saat membuka kegiatan kick off Lokakarya Pilar 1 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kantor Bappeda Mimika, Selasa.
“Tahun 2027, seluruh kampung dan kelurahan di Mimika wajib bebas dari praktik buang air besar sembarangan,” ujar Yoga.
Lokakarya ini melibatkan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), Yayasan Rumsram selaku mitra lokal, organisasi perangkat daerah (OPD) teknis, dua lembaga masyarakat adat, serta para kepala kampung dan distrik.
Ia mengatakan, menegaskan untuk mewujudkan target tersebut, seluruh OPD teknis diwajibkan mengintegrasikan kegiatan sanitasi dalam dokumen perencanaan dan penganggaran.
“Para camat bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan program ini di wilayahnya, dan kepala kampung wajib mengalokasikan minimal 10–15 persen Dana Kampung untuk pembangunan sanitasi dan edukasi perubahan perilaku,” imbuhnya.
Ia juga menginstruksikan agar pelaksanaan program ini dimonitor secara ketat dan dievaluasi setiap triwulan, dengan hasilnya dilaporkan dalam forum evaluasi kinerja daerah.
“Tidak ada toleransi bagi OPD maupun kepala distrik yang mengabaikan instruksi ini,” katanya.
Ia mengatakan, Bupati menugaskan Kepala Bappeda Mimika untuk mengawal implementasi program percepatan ODF 2027, melakukan sinkronisasi program lintas sektor, serta memastikan kegiatan sanitasi tercermin dalam RKPD, Renja OPD, dan rencana aksi daerah.
Bappeda juga diminta melakukan pemantauan berkala terhadap kemajuan maupun kendala yang dihadapi, serta mengoordinasikan kerja sama dengan mitra pembangunan guna mempercepat pencapaian target.
“Kami berharap arah kebijakan ini tidak berhenti pada dokumen perencanaan, tetapi benar-benar diterjemahkan menjadi aksi nyata di lapangan,” katanya.