Sorong (ANTARA) - Wali Kota Sorong Septinus Lobat mengapresiasi kehadiran Yayasan Kairos Tanah Papua yang berkontribusi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) Papua melalui dunia pendidikan di Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Menurut dia, kehadiran yayasan tersebut menjadi bagian penting dalam mendukung program pemerintah kota untuk mencetak generasi Papua yang unggul.
"Saya dan seluruh masyarakat Kota Sorong bersyukur kepada Tuhan karena mendapatkan perhatian luar biasa dari Yayasan Kairos melalui pendidikan TK dan SD," ujar Septinus Lobat usai meresmikan gedung sekolah Yayasan Kairos di Jalan Victory Pantai, Kota Sorong, Senin.
Ia menilai, komitmen Yayasan Kairos membangun sekolah merupakan langkah luar biasa yang sejalan dengan visi Pemkot Sorong dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
"Saya berterima kasih kepada Ketua Yayasan Kairos dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya. Tujuan kita sama, yaitu membangun SDM Papua menjadi lebih berkualitas," tegasnya.
Wali Kota Sorong menjelaskan bahwa kebijakan Yayasan Kairos sejalan dengan program sekolah gratis yang telah dijalankan Pemkot Sorong untuk seluruh satuan pendidikan negeri dan swasta, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA.
"Program ini bertujuan untuk membangun Papua dengan membangun otaknya terlebih dahulu. Karena tanpa membangun kualitas SDM, percepatan perubahan tidak akan terwujud," ujarnya.

Ia berharap kehadiran sekolah Yayasan Kairos dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendidik anak-anak Papua, khususnya yang tinggal di wilayah Jalan Victory Pantai, Kota Sorong.
"Kehadiran sekolah di wilayah ini sudah lama menjadi prioritas kami, bagaimana mendekatkan akses pendidikan yang layak bagi anak-anak usia sekolah. Kami percaya ini adalah rencana Tuhan yang terwujud melalui Yayasan Kairos untuk pemulihan Papua lewat pendidikan," tambahnya.
Wali Kota menegaskan bahwa sebagai putera daerah, ia merasa sangat prihatin dengan kondisi pendidikan di Papua dan menyambut baik kolaborasi semua pihak untuk memperbaiki kualitasnya.
Ketua Yayasan Kairos Tanah Papua Aprisal Malale mengatakan, yayasan yang dipimpinnya memiliki visi yang jelas yakni pendidikan adalah kunci utama memutus rantai kemiskinan.
"Orang yang mampu membaca, menulis, dan menghitung akan memiliki peluang pekerjaan yang lebih baik dan mampu memberikan akses pendidikan lebih baik pula bagi anak-anaknya. Inilah cara memutuskan mata rantai kemiskinan," ujarnya.
Ia menjelaskan, gedung sekolah yang baru diresmikan tersebut memiliki tiga ruang kelas dan satu asrama untuk guru. Saat ini, total siswa TK dan SD di sekolah Kairos I berjumlah 218 anak yang mendapatkan pendidikan secara gratis pada tahun ajaran ini.
Selain menerapkan Kurikulum Merdeka, sekolah ini juga mengadopsi metode Montessori, sebuah pendekatan pendidikan yang menekankan kemandirian, pembelajaran aktif, dan pengembangan potensi anak melalui praktik langsung dan permainan kolaboratif.
"Kami berharap metode ini dapat membantu anak-anak Papua untuk tumbuh menjadi generasi yang mandiri, kreatif, dan berkualitas," harapnya.