Manokwari (ANTARA) - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) RI Prof. Dr. Fauzan menyatakan keberadaan perguruan tinggi di Indonesia maupun di Tanah Papua khususnya, harus menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat.
“Dalam era pemerintahan Presiden Prabowo, kami mencanangkan program Kemendiktisaintek Berdampak sebagai langkah strategis melakukan perubahan tata kelola perguruan tinggi,” kata Fauzan usai peletakan batu pertama pembangunan gedung baru Universitas Muhammadiyah Papua Barat di Manokwari, Sabtu.
Ia menjelaskan pendidikan tinggi adalah ekosistem yang dihuni manusia unggul sehingga keberadaannya wajib memberi manfaat langsung bagi daerah.
Perguruan tinggi tidak boleh tinggal diam menghadapi persoalan yang terjadi di daerah seperti stunting, pengangguran, hingga rendahnya produktivitas masyarakat.
Perguruan tinggi harus turun membumi, berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat.
Tujuannya bukan sekadar menyelesaikan masalah, tetapi juga membentuk peradaban baru melalui ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi
Sebagai contoh, Kemendiktisaintek telah membuat proyek percontohan di Nusa Tenggara Timur dengan membentuk konsorsium perguruan tinggi negeri dan swasta.
“Melalui konsorsium tersebut, perguruan tinggi berkolaborasi untuk menyelesaikan persoalan stunting. Mereka mengarahkan kegiatan KKN tematik memberikan pendampingan kepada keluarga stunting,” ujarnya.
Ia mengatakan masyarakat sebenarnya membutuhkan karya ilmiah dan riset dari perguruan tinggi untuk menjawab persoalan mereka.
Karya akademik harus memiliki daya fungsi luas dalam menjawab tantangan pembangunan daerah, seperti percepatan swasembada pangan, energi, dan penguatan ekonomi nasional.
Jangan sampai karya ilmiah dan riset hanya berakhir menjadi jurnal atau miniatur laboratorium.
Perguruan tinggi juga tidak boleh hanya menghasilkan lulusan berijazah, tetapi juga menciptakan ekosistem yang mampu menjawab kebutuhan dunia kerja.
Perguruan tinggi tidak salah jika berkolaborasi dengan pemerintah daerah membentuk lembaga pelatihan keterampilan untuk membeli bekal bagi pengangguran lulusan SD-SMA.
“Pendidikan tinggi harus mampu merespons kondisi lingkungan dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya,” katanya.
Ia menegaskan pendidikan tinggi harus menjadi motor, pemimpin, sekaligus inisiator terbentuknya ekosistem yang terdiri atas perguruan tinggi, pemerintah daerah, dunia usaha, dan industri agar bersama-sama bergerak menyelesaikan persoalan daerah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamen Diktisaintek: Perguruan tinggi harus berdampak bagi masyarakat