Jakarta (ANTARA) - Di tengah dinamika lanskap industri keuangan, khususnya industri keuangan non-bank yang kian menuntut transparansi serta kehati-hatian, Indonesia Financial Group (IFG) selaku holding BUMN di bidang asuransi, penjaminan, dan investasi yang merupakan bagian dari Danantara Indonesia, terus memperkuat transformasi tata kelola pengelolaan investasi di seluruh ekosistemnya. Langkah ini menjadi bagian dari upaya memastikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban masa depan terhadap nasabah dan pemegang polis.
“Sebelum IFG dibentuk sebagai holding, pencatatan investasi di setiap perusahaan asuransi anggota holding belum dilakukan secara seragam. Banyaknya kustodian, broker, dan manajer investasi yang digunakan masing-masing entitas menyebabkan biaya investasi menjadi tinggi. Kini, biaya tersebut dapat ditekan dan dioptimalkan melalui transformasi sistem,” ungkap Direktur Keuangan IFG Heru Handayanto.
Menurut Heru, kondisi tersebut kini telah berubah drastis. IFG mentransformasi seluruh sistem pengelolaan dan monitoring aset investasi dengan prinsip efisiensi, standar tata kelola, dan akuntabilitas yang kuat.
“Sekarang dengan metode ini, biaya investasi menjadi jauh lebih efisien, pencatatannya kini juga seragam dan sesuai standar akuntansi yang berlaku,” tambahnya.
Transformasi kian krusial mengingat sekitar 70% dari total aset IFG merupakan aset investasi yang harus dikelola dengan prudent serta penuh kehati-hatian untuk memastikan seluruh keputusan investasi sejalan dengan prinsip manajemen risiko dan mengedepankan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang.
“Bagi perusahaan asuransi, strategi investasi harus berbasis Liability Driven Investment (LDI). Artinya, kita tidak perlu mengejar imbal hasil setinggi-tingginya, tapi memastikan hasil yang sehat, berkelanjutan, dan cukup untuk memenuhi klaim pemegang polis,” jelasnya.
Strategi tersebut dijalankan melalui empat pilar utama, mulai dari manajemen risiko yang ketat, proses bisnis terintegrasi menggunakan Straight Through Processing (STP), standar akuntansi internasional dengan pemantauan berlapis, serta profesionalisasi pengelolaan aset dengan mempercayakan investasi kepada Bahana TCW Investment Management, salah satu manajer investasi terbesar di Indonesia sekaligus anggota holding IFG.
“Ke depan, sekitar 95% aset investasi di anggota holding asuransi IFG akan dikelola secara profesional oleh Bahana TCW. Ini seperti praktik perusahaan asuransi global, dimana kami telah melakukan benchmarking,” ujar Heru.
Transformasi investasi IFG tidak hanya pada strategi, tetapi juga infrastruktur digital yang mendukungnya. IFG dan seluruh anggota holding kini mengimplementasikan satu sistem monitoring investasi terpadu sebagai shared service, yang menghubungkan seluruh rantai proses bisnis, mulai dari pencatatan polis, manajemen risiko, hingga pembukuan dan pelaporan investasi.
“Sebelumnya banyak proses masih manual, bahkan ada metode-metode perhitungan persediaan portofolio yang tidak sesuai standar pasar dan best practice dalam pencatatan. Sekarang tidak bisa lagi. Semua berjalan melalui sistem yang sama dan terstandar. Ini bukan hanya efisiensi, tapi juga perlindungan bagi pemegang saham dan pemegang polis,” tegas Heru.
Transformasi ini telah menunjukkan hasil yang nyata. Kinerja aset investasi IFG tercatat selalu di atas target dan tetap dalam koridor kehati-hatian. Terbukti dengan pencapaian hasil investasi tahun 2024 sebesar Rp5,4 triliun, berhasil mencatatkan peningkatan pencapaian sebesar 8,32% dibanding tahun 2023. Selain itu, yield investasi juga terjaga di kisaran 6,2%.
“Yield kami selalu melampaui target dan kami hanya berinvestasi pada instrumen dengan kualitas terbaik,” jelas Heru.
Bagi IFG, keberhasilan ini bukan sekadar angka di laporan keuangan. Ini adalah bukti bahwa tata kelola yang baik, efisiensi sistem, dan profesionalisme menjadi fondasi untuk mencapai kinerja yang optimal.
Selain itu, transformasi pengelolaan investasi IFG menunjukkan bagaimana holding BUMN ini menempatkan akuntabilitas dan keberlanjutan sebagai fondasi utama dalam menjalankan bisnis. Lebih dari sekadar memenuhi regulasi, langkah ini menjadi wujud tanggung jawab moral terhadap jutaan pemegang polis dan masyarakat yang mempercayakan masa depannya kepada industri asuransi nasional.
“Tujuan akhirnya, bagaimana memastikan setiap rupiah yang kita kelola mampu memenuhi kewajiban jangka panjang dan memberi ketenangan bagi para nasabah,” tutup Heru.
Transformasi Investasi IFG, Memastikan Keberlanjutan dan Pemenuhan Kewajiban Pembayaran Polis
Senin, 1 Desember 2025 14:04 WIB

Logo IFG
