Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat bersama Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar fokus grup diskusi penyusunan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Papua Barat periode 2024.
Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Papua Barat Edison Ompe di Manokwari, Rabu, mengatakan indeks demokrasi disusun secara cermat berdasarkan fakta atau kejadian.
Indeks tersebut juga digunakan sebagai alat ukur sekaligus merefleksikan perkembangan terhadap kondisi demokrasi dalam satu wilayah yang terjadi selama satu tahun kalender.
"Penghitungan Indeks Demokrasi Indonesia Papua Barat sudah dilakukan sebanyak 16 kali, terhitung sejak 2009-2024," kata Edison.
Berdasarkan kategori nilai indeks, kata dia, kualitas kinerja demokrasi di Provinsi Papua Barat periode 2009-2023 mengalami fluktuatif dengan rata-rata kategori sedang (60 ≤ 80).
Capaian Indeks Demokrasi Papua Barat yang tertinggi terjadi pada tahun 2021 sebesar 68,68 dan melampaui capaian terbaik sebelumnya yaitu tahun 2010 dengan indeks 67,75.
"Kecuali tahun 2015, 2018, dan 2019, Indeks Demokrasi Papua Barat masuk kategori buruk," ujar dia.
Dia menjelaskan bahwa Indeks Demokrasi Papua Barat tahun 2023 sebesar 65,55 dan satu dari tiga aspek berada pada level buruk yaitu aspek kapasitas lembaga demokrasi (49,96).
Peningkatan kinerja IDI memerlukan langkah kongkret mewujudkan kehidupan berdemokrasi yang stabil, khususnya penjaminan aspek kebebasan sipil dan hak politik masyarakat.
"Kalau aspek kebebasan dan kesetaraan tahun 2023 masuk kategori sedang dengan nilai masing-masing 72,89 dan 72,52," ujarnya.
Kepala Bagian Umum BPS Papua Barat Audhy Valentino menjelaskan, indeks demokrasi dijadikan salah satu tolak ukur capaian pembangunan nasional pada bidang politik dalam RPJMN.
Penyusunan nilai indeks demokrasi melibatkan sejumlah unsur di luar pemerintahan seperti, akademisi, partai politik, pers, organisasi sosial masyarakat, dan lembaga keagamaan.
"Sumber data penyusunan indeks demokrasi selain dokumen seperti peraturan daerah dan berita media online, juga diperoleh dari forum diskusi," kata Valentino.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025