Manokwari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan biaya sekolah semua jenjang pendidikan, menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi tahunan di Provinsi Papua Barat pada Juli 2025.
Kepala BPS Papua Barat Merry saat konferensi pers di Manokwari, Jumat, mengatakan kelompok pendidikan memberikan andil 0,28 persen terhadap inflasi tahunan (yoy) sebesar 0,43 persen.
"Peningkatan biaya sekolah cukup merata sehingga memberikan tekanan signifikan terhadap inflasi tahunan," ujar Merry.
Menurut dia, kenaikan tersebut mencerminkan penyesuaian tarif oleh berbagai institusi pendidikan negeri maupun swasta, seiring meningkatnya aktivitas pembelajaran tahun ajaran baru.
Inflasi tahunan Papua Barat juga didorong oleh kenaikan indeks dari kelompok penyediaan makanan dan minuman serta perawatan pribadi, meskipun dengan andil yang relatif lebih kecil.
"Kami akan terus memantau perkembangan harga pada komoditas pendidikan dan kebutuhan pokok masyarakat," kata Merry.
Dia menyebut inflasi tahunan periode Juli 2025 dengan indeks harga konsumen 108,55 mencerminkan tren pemulihan, karena dua periode sebelumnya mengalami deflasi berturut-turut.
Hal itu mengindikasikan aktivitas ekonomi maupun konsumsi masyarakat Papua Barat kembali stabil, meskipun masih berada pada level yang relatif rendah dan perlu diantisipasi.
"Inflasi tahunan kembali ke zona positif setelah minus selama dua bulan. Ini menunjukkan daya beli mulai pulih dan aktivitas ekonomi berangsur stabil," ujar Merry.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), kata Merry, inflasi Papua Barat pada Juli 2025 mencapai 1,24 persen lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 0,58 persen.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil 1,37 persen terhadap inflasi bulanan dengan komoditas penyumbang, tomat, ikan cakalang, bawang merah, kangkung, dan cabai rawit.
"Secara tahun berjalan (year-to-date/ytd) Papua Barat mengalami inflasi 0,57 persen," ujarnya.
Biaya sekolah penyumbang utama inflasi di Papua Barat pada Juli 2025
Jumat, 1 Agustus 2025 19:09 WIB

Kepala BPS Provinsi Papua Barat Merry saat konferensi pers di Manokwari. ANTARA/Fransiskus Salu Weking