Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Rendani Manokwari fokus meningkatkan pelayanan sekaligus pendapatan setelah memiliki status sebagai Badan Layanan Umum (BLU) sejak tahun 2023.
Kepala UPBU Rendani Manokwari Herman Sujito, di Manokwari, Kamis mengatakan setelah menjadi BLU pihaknya dibebani Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) namun tetap harus meningkatkan kualitas pelayanan.
“Prinsipnya, dengan status BLU maka kita mengedepankan pelayanan publik sambil mengembangkan aspek bisnis menghasilkan PNBP,” kata Herman saat kegiatan Bincang Santai (Bisa) dengan awak media Manokwari.
Ia mengatakan, Bandara Rendani merupakan satu dari 10 bandara berstatus BLU di Indonesia. Sedangkan jumlah bandara di Indonesia berjumlah lebih dari 300 bandara.
Sedangkan di Papua sendiri, hanya tiga bandara yang memiliki status BLU yaitu Bandara Rendani Manokwari, Bandara Mozes Kilangin Mimika serta Bandara Domine Eduard Osok Sorong.
Status BLU merupakan penilaian dari Kementerian Perhubungan terkait kualitas pelayanan penumpang sekaligus pengembangan ekonomi.
Selain itu, status BLU menunjukkan Manokwari sebagai ibukota Provinsi Papua Barat, mempunyai potensi besar untuk pengembangan bisnis sekaligus memiliki peran strategis dalam konektivitas dan mobilitas masyarakat.
“Dari sisi pemanfaatan aset, Bandara Rendani memiliki area yang cukup luas yang bisa disewakan dan dikembangkan dalam kerja sama bisnis,” ujarnya.
Ia mengatakan, pada tahun 2024, pendapatan UPBU Bandara Rendani mampu mencapai Rp13 miliar, mendekati target dari Kementerian Perhubungan sebesar Rp15 miliar.
Hal itu dipengaruhi menurunnya jumlah penerbangan dan penumpang pasca pandemi Covid-19 serta adanya pemekaran Provinsi Papua Barat Daya.
Dimana operasional Bandara Rendani saat ini rata-rata penerbangan hanya 4-5 penerbangan per hari.
“Memang saat ini kita sedang memasuki masa low season, apalagi kondisi lalu lintas penerbangan di Papua juga mengalami kelesuan. Bandara yang relatif ramai hanya Sentani dan Sorong. Tapi kami tetap optimistis,” kata Herman.
Ia menambahkan, salah satu upaya peningkatan kualitas layanan yang sedang dilakukan adalah perbaikan ruang kedatangan dan pengaturan jadwal penerbangan agar tidak menumpuk di waktu yang berdekatan.
Saat ini terminal Bandara Rendani hanya mampu menampung 311 penumpang per jam, sementara satu pesawat dapat membawa hingga 150 penumpang.
“Jika ada empat penerbangan datang dalam waktu bersamaan, kapasitas terminal bisa terlampaui. Karena itu, kami selalu berkoordinasi dengan maskapai untuk menata kembali jadwal kedatangan,” jelasnya.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025