Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat menggelar sosialisasi dan edukasi guna meningkatkan pemahaman mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari tentang penyakit HIV/AIDS.
Technical Officer HIV Dinkes Papua Barat Yogi Maryanto di Manokwari, Senin, mengatakan kegiatan bertujuan membentuk kesadaran generasi muda terkait dengan penularan, pencegahan, serta perlindungan diri dari penyakit itu.
Banyak masyarakat, kata dia, yang belum memahami perbedaan mendasar antara HIV (Human Immunodeficiency Virus) sebagai virus dengan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) atau imun tubuh melemah.
“AIDS itu kondisi sistem kekebalan tubuh sudah rusak berat akibat HIV. Tahap AIDS, penyakit oportunistik mudah masuk karena sel darah putih sudah hancur," ujarnya.
Dia menjelaskan tiga jalur utama penularan HIV, yaitu melakukan hubungan seksual berisiko, terpapar darah akibat penggunaan jarum suntik secara bersama-sama, serta penularan dari ibu ke bayi.
Prinsip penularan HIV yang terjadi melalui pintu keluar virus, virus hidup, jumlah virus cukup, serta pintu masuk sehingga luka sekecil apa pun dapat menjadi sarana penularan virus mematikan.
“Kalau membantu korban kecelakaan atau orang berdarah, lindungi tangan dengan sarung tangan atau plastik. Kita tidak tahu status orang yang kita bantu,” ujarnya.
Yogi mengajak mahasiswa STIH Manokwari membentuk perilaku pencegahan melalui prinsip A (abstinence) atau tidak melakukan hubungan seksual bagi yang belum menikah.
Selain itu, prinsip B (be faithful) atau setia dengan satu pasangan. Prinsip C (condom) atau menggunakan kondom jika A dan B tidak dijalankan, serta prinsip D (drugs) atau tidak berbagi jarum suntik.
“Kalau tidak bisa menjalankan A dan B, maka pilihan paling aman adalah C, yaitu menggunakan kondom,” katanya.
Ia mengatakan HIV dapat dikendalikan melalui terapi ARV.
Meski obat ini tidak membunuh virus, kata dia, terapi tersebut mampu menekan perkembangannya sehingga orang dengan HIV tetap bisa hidup sehat dan produktif.
“Dengan minum ARV teratur, kualitas hidup orang dengan HIV bisa sama seperti orang sehat. Obat ini membuat virus tidak berkembang dan tubuh tetap kuat,” kata dia.
Wakil Ketua I STIH Manokwari Marius Sakmaf mengapresiasi Dinkes Papua Barat yang telah melibatkan STIH dalam kegiatan edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa soal HIV/AIDS.
“Pengetahuan, keterampilan, dan teknologi penting, tetapi tanpa kesehatan semuanya menjadi sia-sia,” ujar dia.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025