Manokwari (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari, Papua Barat, terus meningkatkan layanan pencegahan dan pengendalian penyakit menular di tengah masyarakat, termasuk HIV, tuberkulosis (TBC), kusta, malaria, kaki gajah, dan demam berdarah dengue.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Manokwari Rahimi, di Manokwari, Jumat, mengatakan layanan kesehatan yang tersedia telah berkembang pesat, terutama untuk penanggulangan HIV.
“Sejak 2023 Manokwari menjadi satu-satunya kabupaten di Papua Barat dan Papua Barat Daya yang mendapatkan dukungan Global Fund berkat dukungan penuh pemerintah daerah terhadap pencegahan penyakit menular,” katanya.
Ia mengatakan, dalam layanan HIV misalnya, Kabupaten Manokwari kini telah mencapai standar tinggi dengan penerapan sistem Pemeriksaan, Diagnosis, Pengobatan Mandiri, dan Perawatan (PDMP).
Saat ini sudah ada 21 layanan DPMP yang aktif baik di puskesmas maupun rumah sakit di Manokwari termasuk RS DMC, RS TNI AD, RS TNI AL, dan RS Bhayangkara Polda.
“Sudah menjadi komitmen kami dalam meningkatkan layanan, khususnya penyakit menular seperti HIV. Kami ingin edukasi bahwa HIV bukan akhir dari segalanya. Banyak orang dengan HIV tetap aktif dan sukses di berbagai profesi, asalkan disiplin minum obat. HIV bukan kiamat,” ujar Rahimi.
Namun, Rahimi mengakui masih ada kendala besar, terutama dalam menjangkau populasi kunci yang tidak terdeteksi, seperti pekerja seks daring.
Padahal Dinkes Manokwari rutin memeriksa di 55 titik yang rawan penularan HIV seperti panti pijat dan karaoke. Dinkes juga ruting melakukan pembagian kondom, tetapi populasi yang bergerak lewat aplikasi daring sulit terakses.
Dinkes juga mengimbau pemilik hotel dan penginapan di Manokwari turut berperan mencegah penyebaran HIV dan IMS dengan menyediakan kondom di setiap kamar.
“Mau dipakai atau tidak, yang penting tersedia. Sebab sebagian besar kasus HIV yang ditemukan sudah stadium 4,” katanya
Selain HIV, Rahimi menyoroti penyakit menular lain, seperti TBC yang saat ini menjadi kasus terbanyak di Manokwari.
Dia mencatat sebanyak 550 kasus baru TBC ditemukan hingga Juli 2025, Tantangan terbesar adalah pasien yang putus obat.
“Pemerintah pusat bahkan mewajibkan skrining TBC untuk pencairan dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Artinya deteksi dini itu sangat penting,” tegasnya.
Untuk penyakit kusta, saat ini ada 22 kasus dalam penanganan, sementara kaki gajah masih muncul tiap tahun meski jumlahnya kecil. Kasus demam berdarah dengue juga tetap menjadi perhatian serius.
“Sekecil apa pun jumlah kasus, penyakit menular tetap berpotensi menyebar. Prinsip kami adalah bekerja dengan hati dan kolaborasi lintas sektor,” ujar Rahimi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes Manokwari terus tingkatkan layanan pencegahan penyakit menular