Sorong (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat Daya menggagalkan upaya penyelundupan 24 ekor satwa liar endemik Papua di Pelabuhan Sorong pada Jumat (22/8), sebagai bagian dari upaya perlindungan terhadap kekayaan hayati di wilayah tersebut.
Kepala BBKSDA Papua Barat Daya Genman Suhefti Hasibuan, di Sorong, Sabtu, mengatakan pengungkapan kasus ini bermula saat petugas mendengar suara burung kasuari dari salah satu kamar di atas kapal KM Gunung Dempo yang tengah bersandar dan melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Sorong.
"Selama petugas kami melakukan pemeriksaan rutin, terdengar suara burung kasuari dari dalam barang bawaan penumpang yang dibungkus rapi," ujar Genman saat dihubungi melalui telepon seluler.
Menindaklanjuti temuan tersebut, BBKSDA segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan karantina untuk melakukan pemeriksaan bersama terhadap barang bawaan di kamar kapal.
Dari hasil pemeriksaan, petugas berhasil mengamankan total 24 ekor satwa liar yang terdiri atas 12 ekor cenderawasih merah, enam ekor cenderawasih botak, dua ekor burung kasuari, satu ekor kakatua raja, satu ekor kakatua putih, seekor cicak ruwo, dan seekor ular sanca.
"Jenis cenderawasih merah dan botak merupakan satwa endemik yang berasal dari Raja Ampat," jelas Genman.
Pihak BBKSDA saat ini masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak, termasuk buruh bagasi serta anak buah kapal KM Gunung Dempo, yang diduga terlibat dalam upaya penyelundupan tersebut.
"Kami belum dapat memastikan apakah ini merupakan jaringan penyelundupan yang terorganisasi. Saat ini proses pendalaman masih berlangsung melalui serangkaian pemeriksaan intensif," katanya.
BBKSDA berkomitmen untuk terus memperkuat pengawasan di jalur-jalur rawan penyelundupan sebagai langkah konkret melindungi satwa liar endemik Papua.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BBKSDA gagalkan penyelundupan 24 satwa endemik di Sorong