Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat berupaya mempercepat proses hibah lahan seluas 20 hektare yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur SMA Unggulan Garuda di Susweni, Manokwari.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Papua Barat Reymond Richard Yap di Manokwari Jumat mengatakan, proses hibah dilakukan setelah pemecahan sertifikat tanah sudah rampung.
"Kami sementara proses (pemecahan sertifikat). Kemungkinan dalam waktu dekat sudah dihibahkan ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi," kata Raymond.
Dia menjelaskan, pemecahan sertifikat tanah merupakan proses legal membagi bidang tanah yang terdaftar dalam satu sertifikat induk menjadi beberapa bagian untuk memperoleh sertifikat baru.
Langkah tersebut sangat krusial karena lahan pembangunan SMA Unggulan Garuda Manokwari berada satu kawasan dengan Sport Center milik Pemerintah Provinsi Papua Barat.
"Keseluruhan luas lahan milik pemprov kurang lebih 40 hektare. Nanti dikeluarkan 20 hektare buat bangun SMA Garuda," jelas Raymond.
Dia menyebutkan, setelah pemecahan sertifikat induk, maka dilanjutkan dengan pemutihan sertifikat atau balik nama, kemudian pembuat akta hibah dari pemerintah daerah kepada kementerian.
Pemerintah provinsi juga menyiapkan dokumen pendukung lainnya untuk diikutsertakan saat penyerahan hibah, seperti surat pernyataan soal lahan bebas masalah, dan riwayat kepemilikan tanah.
"Pemecahan dan pemutihan sertifikat melibatkan pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Papua Barat," ujarnya.
Menurut dia, pembangunan infrastruktur gedung sekolah yang dilengkapi dengan asrama siswa, rumah guru, sarana olahraga, dan fasilitas lainnya menjadi tanggung jawab Kemdiktisaintek.
Program Sekolah Garuda merupakan bagian dari visi Presiden Prabowo Subianto membangun sumber daya manusia unggul melalui akses pendidikan yang merata di bidang sains dan teknologi.
"Pemerintah provinsi hanya menyediakan tanah sesuai persyaratan. Kalau pembangunan tanggung jawab Kemdiktisaintek," ujar Reymond.