Manokwari (ANTARA) - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI Prof. Dr. Fauzan menyatakan, transformasi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah menjadi Universitas Muhammadiyah Papua Barat (UMPB) jadi momentum pengembangan pendidikan di Papua Barat.
“Perubahan status ini bukan sekadar pergantian nama, tetapi juga transformasi tata kelola, peran, dan tanggung jawab perguruan tinggi dalam mencetak SDM unggul di Papua Barat,” kata Fauzan saat peluncuran sekaligus peletakan batu pertama pembangunan gedung baru UMPB di Manokwari, Sabtu.
Ia berharap UMPB mampu memberi kontribusi nyata bagi pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mencapai hal tersebut, tidak ada pilihan lain kecuali pihak pengelola harus berkolaborasi, baik dengan pemerintah daerah maupun seluruh pemangku kepentingan.
Ia juga mengapresiasi dukungan penuh Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemerintah Kabupaten Manokwari yang memberi ruang kolaborasi bagi pengembangan universitas tersebut.
Rektor UMPB Hawa Hasan menjelaskan, saat ini UMPB telah membuka dua fakultas baru yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menaungi lima program studi, yaitu Pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dan Teknologi Pendidikan.
Sedangkan Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) membuka empat program studi, yakni Teknik Sipil, Informatika, Manajemen, serta Administrasi Kesehatan.
Untuk mendukung perkuliahan, FKIP memiliki 32 dosen, sementara Fakultas Saintek didukung 20 dosen. Sebagian besar tenaga pengajar masih berasal dari luar Papua.
“Alhamdulillah, dari sisi rasio dosen dan mahasiswa sudah terpenuhi. Namun ke depan kami terus membuka peluang bagi tenaga dosen lokal,” jelas Rektor.
Meski sempat tertunda karena izin operasional, kini penerimaan mahasiswa baru resmi dibuka. Tercatat sebanyak 1.665 mahasiswa baru telah mendaftar dan akan segera mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus (PKKMB).
Bupati Manokwari Hermus Indou menyambut baik kehadiran universitas ini. Menurutnya, UMPB merupakan aset penting yang akan memperluas akses pendidikan bagi putra-putri Papua.
“Kita bersyukur STKIP Muhammadiyah berubah bentuk menjadi Universitas Muhammadiyah. Ini tentu menjadi aset yang ke depan berkontribusi besar dalam memberikan akses pendidikan bagi putra-putri Papua,” kata Hermus.
Hermus mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung keberadaan UMPB agar berdampak nyata pada pengembangan SDM Papua Barat.
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan menambahkan, UMPB bukan hanya institusi pendidikan, melainkan simbol komitmen bersama mencetak generasi unggul, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan global.
“Universitas ini hadir sebagai sarana memperkuat persatuan, menjembatani keberagaman suku, agama, dan budaya, sehingga tercipta masyarakat yang adil, harmonis, dan bersatu,” kata Dominggus.
Ia menegaskan, kehadiran UMPB diharapkan menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang akan berkontribusi terhadap kesejahteraan, inovasi sosial, dan pertumbuhan ekonomi lokal.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamen Diksaintek: UMPB momentum pengembangan pendidikan di Papua Barat