Manokwari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua Barat mencatat total nilai dukungan kemitraan dalam program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) mencapai lebih dari Rp1 miliar hingga awal Oktober 2025 guna menurunkan stunting.
Sekretaris BKKBN Papua Barat Yahya R. Rumbino, di Manokwari, Selasa, mengatakan program Genting merupakan bentuk gotong royong masyarakat bersama pemerintah untuk mempercepat penurunan stunting tanpa menggunakan dana pemerintah.
“Total estimasi bantuan yang tersalurkan dari para mitra mencapai Rp1,036 miliar. Bantuan ini berasal dari berbagai pihak, baik BUMN, BUMD, Baznas, perusahaan swasta, maupun individu yang menjadi orang tua asuh,” ujar Yahya.
Ia menjelaskan, pada tahun ini Papua Barat menargetkan 821 anak mendapat intervensi melalui program Genting. Hingga awal Oktober, capaian sudah mencapai 422 anak atau 51,4 persen dari target.
Dari jumlah itu, sebanyak 342 anak menerima dukungan nutrisi melalui pemberian makanan tambahan, pembangunan dua unit rumah layak huni, 63 keluarga memperoleh akses air bersih, dan 15 keluarga mendapat edukasi serta advokasi.
Menurutnya, keterlibatan masyarakat melalui program Genting sangat penting karena menjadi wujud nyata kolaborasi untuk menekan angka stunting secara berkelanjutan.
“Program ini bukan hanya soal bantuan gizi, tapi juga tentang pendampingan keluarga, edukasi kesehatan, serta perbaikan sanitasi dan air bersih. Jadi pendekatannya holistik,” jelasnya.
Meski demikian, Yahya mengakui capaian di Papua Barat belum maksimal karena kondisi ekonomi masyarakat dan lembaga yang mengalami efisiensi anggaran, sehingga berdampak pada jumlah bantuan yang disalurkan.
“Situasi keuangan di tingkat masyarakat maupun lembaga menyebabkan bantuan yang diberikan belum sesuai harapan. Namun, semangat gotong royong masih sangat tinggi,” ujarnya.
Program Genting sendiri merupakan gerakan nasional yang melibatkan ASN, lembaga swasta, maupun masyarakat umum sebagai orang tua asuh bagi keluarga berisiko stunting, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
“Melalui dukungan sukarela ini, kami ingin memastikan anak-anak di Papua Barat tumbuh sehat, cerdas, kuat, dan bebas dari stunting,” tambah Yahya.
BKKBN Papua Barat terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, dunia usaha, dan lembaga sosial agar lebih banyak keluarga berisiko stunting yang bisa mendapatkan bantuan secara berkelanjutan.