Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua Barat "bergandengan tangan" dalam memperkuat upaya percepatan penurunan stunting.
Wakil Bupati Manokwari H. Mugiyono, di Manokwari, Kamis mengatakan, percepatan penurunan stunting membutuhkan kerja kolaboratif seluruh pemangku kepentingan dan lintas sektor.
“Pemkab Manokwari telah melaksanakan program dari BKKBN yaitu Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) dan secara rutin memberikan pemberian makanan tambahan (PMT),” ujarnya.
Ia mengatakan, Pemkab terus mengintensifkan upaya penurunan angka stunting melalui program pemberian makanan tambahan PMT yang menjadi bagian dari 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Manokwari.
Pemkab Manokwari telah melakukan intervensi terhadap 108 ibu hamil dan 150 bayi di bawah dua tahun (baduta) melalui program PMT selama 90 hari.
Setiap anak mendapatkan PMT senilai Rp20.000 per hari, dengan menu yang disusun oleh ahli gizi dan dikelola oleh Tim Pendamping Keluarga. Saat ini program PMT baru berjalan 60 hari.
Selain itu, melalui program GENTING, sudah ada 15 orang tua asuh membiayai kebutuhan gizi untuk 53 ibu hamil dan 73 baduta dari keluarga berisiko.
Melalui GENTING, Pemkab Manokwari melibatkan lintas sektor, termasuk unsur pemerintah, swasta, serta masyarakat sebagai orang tua asuh bagi anak-anak dari keluarga berisiko stunting (KRS).
“Jumlah balita stunting yang diintervensi menunjukkan perubahan status gizi. Sedangkan GENTING adalah bentuk gotong royong masyarakat demi terwujudnya generasi sehat dan kuat,” katanya.
Ia mengatakan, dalam pemberian PMT, Pemkab Manokwari melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak juga memberikan edukasi tentang gizi agar masyarakat paham pentingnya asupan gizi yang seimbang.
“Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia menjadi orang tua asuh. Kita bersama wujudkan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris BKKBN Papua Barat, Yahya Rumbino, menjelaskan program GENTING bukan sekadar bantuan pangan, tetapi juga mencakup pemenuhan rumah layak huni dan edukasi keluarga.
Ia menegaskan, dana untuk program GENTING tidak berasal dari APBD atau APBN, melainkan dari partisipasi pihak swasta.
“Target kita di Papua Barat ada 8.000 anak resiko stunting yang didukung oleh orang tua asuh. Namun, sampai hari ini, baru 100 anak dan sebagian berasal dari Kabupaten Manokwari,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa stunting bukan hanya soal gizi buruk, tetapi juga menyangkut kondisi lingkungan, pengetahuan ibu, dan perhatian orang tua.
Ia menyoroti pentingnya peran keluarga dalam memastikan anak-anak tumbuh sehat dan siap menjadi generasi produktif menuju Indonesia Emas 2045.