Manokwari (ANTARA) - Anggota DPR RI Yan Mandenas menilai perlu adanya tambahan biaya per porsi dalam program Makan Bergizi (MBG) se-Tanah Papua agar kualitas gizi siswa semakin baik serta sesuai dengan tingkat kemahalan bahan pangan di daerah tersebut.
Yan Mandenas saat melakukan kunjungan kerja di Manokwari, Selasa, mengatakan standar biaya MBG saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, khususnya di jenjang SMP dan SMA.
“Untuk SD dan PAUD porsinya sudah cukup, tetapi untuk SMP dan SMA masih sangat kurang. Dengan anggaran Rp10 ribu, lauk yang disediakan terbatas, hanya satu macam sayur dan satu lauk ayam. Karena itu, kami dorong kenaikan biaya menjadi Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per porsi,” ujarnya.
Menurut dia, peningkatan anggaran tersebut penting agar dapur MBG dapat menyediakan menu yang lebih variatif dan bergizi sesuai kebutuhan anak-anak di daerah.
Selain itu, dengan meningkatkan biaya porsi MBG, maka dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bisa menjangkau daerah pedalaman, karena biaya operasional yang cukup mahal.
DPR RI terus berkomitmen mengawal program MBG dan akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program MBG bersama Badan Gizi Nasional (BGN) guna menyesuaikan standar biaya dan layanan di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
“Sebelum ke sini, saya sudah bertemu dengan Presiden Prabowo di Hambalang. Tahun depan, BGN akan memprioritaskan pelayanan MBG di daerah 3T, sehingga anak-anak di pedalaman juga mendapat pelayanan yang sama dengan di kota,” kata Yan Mandenas.
Ia menambahkan, selain peningkatan gizi, pelaksanaan program MBG juga harus menjadi penggerak ekonomi daerah. Ia mendorong agar bahan baku makanan disuplai langsung dari koperasi dan petani lokal tanpa melalui tengkulak.
Salah satu satu solusi untuk pemberdayaan ekonomi adalah bahan baku MBG disuplai dari Koperasi Merah Putih atau petani lokal sehingga perputaran ekonomi daerah akan hidup dan masyarakat lebih sejahtera.
Sementara itu, Bupati Manokwari Hermus Indou yang turut mendampingi kunjungan kerja Yan Mandenas menyampaikan bahwa program MBG merupakan program prioritas nasional yang wajib disukseskan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah.
“Program ini sangat bermanfaat karena banyak anak di Papua yang datang ke sekolah dalam kondisi perut kosong. MBG membantu meningkatkan semangat dan konsentrasi belajar mereka,” ujarnya.
Ia mengatakan, pelaksanaan MBG di Kabupaten Manokwari telah berjalan baik dan akan terus dievaluasi untuk memperbaiki ekosistem pengelolaan serta memperluas dampak ekonomi masyarakat.
“Program MBG bukan hanya soal pemenuhan gizi anak, tapi juga mendongkrak ekonomi lokal dari sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Dapur MBG menyerap tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi rumah tangga,” katanya.
Ia menambahkan, dengan kenaikan biaya porsi menjadi Rp25 ribu hingga Rp30 ribu, kualitas menu MBG di Papua diyakini akan lebih baik dan seimbang dengan harga bahan pangan di wilayah timur Indonesia.
