Manokwari (ANTARA) - Bea Cukai Manokwari mencatat aktivitas ekspor produk semen dari Kabupaten Manokwari, Papua Barat sepanjang Januari–Oktober 2025 menghasilkan devisa sebesar 12,97 juta dolar AS atau sekitar Rp217 miliar.
Kepala Seksi Pelayanan Kepabenanan dan Cukai serta Dukungan Teknis (PKCDT) Bea Cukai Manokwari Feredy di Manokwari, Jumat, mengatakan satu-satunya komoditas ekspor dari Manokwari saat ini hanya semen yang diproduksi PT Conch West Papua Cement sebagai eksportir utama.
“Total devisa ekspor mencapai sekitar 12,9 juta dolar AS dengan total ekspor sebanyak 344,66 juta kilogram semen hingga Oktober 2025,” ujarnya.
Ia mengatakan, kontribusi terbesar ekspor Manokwari masih berasal dari industri semen, dengan tiga komoditas utama yakni cement clinker, hydraulic cement, dan Portland composite cement.
Pasar utama ekspor semen Manokwari masih didominasi lima negara, yakni Bangladesh dan Papua Nugini yang masing-masing menyerap 37 persen volume ekspor. Disusul Timor Leste (10 persen), Taiwan (11 persen), dan Australia (5 persen)
Namun, telah terjadi penurunan nilai ekspor semen Manokwari sebesar 5,59 persen dibanding tahun 2024 dari 13,74 juta dolar AS menjadi 12,97 juta dolar AS tahun 2025.
Penurunan nilai ekspor terjadi karena adanya penurunan permintaan luar negeri terhadap cement clinker.
Dimana tahun ini ekspor cement clinker berjumlah 98,6 juta kilogram dengan nilai 2,7 juta dolar AS yang turun dibanding tahun 2024 yang berjumlah 140,4 juta kilogram dengan nilai 4,5 juta dolar AS.
Sedangkan nilai ekspor hydraulic cement justru meningkat 29,67 persen dari 3,69 juta dolar AS di tahun 2024 menjadi 4,78 juta dolar AS di tahun 2025.
Sementara Portland cement relatif stabil dengan penurunan tipis 0,92 persen dari 5,5 juta dolar AS di tahun 2024 menjadi 5,4 juta dolar AS di tahun 2025.
“Untuk saat ini komoditi ekspor dari Manokwari hanya Semen Cons yang pabriknya ada di Manokwari. Tapi kita terus berupaya untuk meningkatkan potensi ekspor di Papua Barat,” ujarnya.
Guna mendorong kelancaran ekspor dari Manokwari, Bea Cukai terus membuka ruang pendampingan bagi pelaku usaha, termasuk UMKM, agar semakin banyak komoditas lokal yang bisa menembus pasar global.
