Sri Lanka Luncurkan Rencana Induk Produktivitas Nasional Untuk Mendukung Pertumbuhan Selama Sepuluh Tahun Mendatang

Sri Lanka Luncurkan Rencana Induk Produktivitas Nasional Untuk Mendukung Pertumbuhan Selama Sepuluh Tahun Mendatang

Rencana Induk Produktivitas Nasional untuk Sri Lanka secara resmi dipresentasikan kepada Perdana Menteri Sri Lanka, Yang Terhormat Harini Amarasuriya (tengah), dalam kunjungan kehormatan.

Kolombo, Sri Lanka--(ANTARA/Business Wire)-- Pemerintah Sri Lanka resmi meluncurkan Rencana Induk Produktivitas Nasional pada tanggal 20 November 2025. Rencana lima tahun ini dirancang untuk mengalihkan Sri Lanka dari pemulihan krisis menuju pertumbuhan berdasarkan produktivitas dan yang berorientasi pada ekspor.

Rencana induk 2024-2029 ini dikembangkan oleh Sekretariat Produktivitas Nasional dan Kementerian Perindustrian & Pengembangan Kewirausahaan Sri Lanka dengan dukungan teknis dari Asian Productivity Organization (APO), yang melibatkan Center for International Development di Korea Development Institute untuk memimpin pekerjaan analitik dan penyusunan bersama dengan APO.

Sekretaris Jenderal APO, Dr. Indra Pradana Singawinata, menekankan bahwa tujuan rencana tersebut adalah menjembatani peralihan Sri Lanka dari stabilisasi jangka pendek menuju transformasi struktur jangka panjang: “Stabilisasi telah dimulai, tapi transformasi belum terwujud. Rencana Induk Produktivitas Nasional menjembatani stabilisasi jangka pendek dan kemakmuran mandiri jangka panjang.”

Rencana induk tersebut menyerukan reformasi bertarget yang memprioritaskan inovasi; pengembangan sumber daya manusia; infrastruktur modern; lembaga publik yang lebih cerdas dan lebih ramping; dan strategi khusus sektor untuk industri utama yang dapat diperdagangkan. Dengan berinvestasi di sektor yang kompetitif dan dapat diperdagangkan serta menyelaraskan keahlian dengan peluang, Sri Lanka mampu meningkatkan produktivitas sekaligus memperluas penyangga fiskal, memperkuat posisi eksternal, mempercepat pemulihan dari guncangan, dan mengubah lapangan kerja di luar negeri dari kebutuhan menjadi pilihan.

Sekretaris Kementerian Perindustrian dan Pengembangan Kewirausahaan, J. M. Thilaka Jayasundara, menyebut peluncuran ini sebagai "saat yang sangat menggembirakan" bagi gerakan produktivitas yang telah lama berlangsung di Sri Lanka, dan juga menekankan ambisi Sri Lanka untuk menanamkan produktivitas di setiap aspek masyarakat. Beliau menyoroti bahwa target tahun 2030 adalah meningkatkan kontribusi PDB industri menjadi 28%, membangun ekonomi yang lebih kuat yang berbasis produksi, meningkatkan pendapatan industri menjadi AS$28 miliar dan total ekspor sebesar AS$45 miliar.

Menurut Chathuranga Abeysinghe, Wakil Menteri Perindustrian dan Pengembangan Kewirausahaan, rencana induk tersebut adalah “titik balik bagi Sri Lanka” dan menyambut baik usulan pembentukan National Productivity Commission sebagai faktor kunci keberhasilan penerapan dan pemantauan.

Setelah upacara peluncuran, Sekretaris Jenderal APO, Dr. Indra, bersama delegasi APO dan Korea Development Institute, serta pejabat National Productivity Secretariat melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Harini Amarasuriya untuk menyerahkan rencana induk secara resmi dan membahas langkah penerapan yang praktis. Kunjungan ini kembali menegaskan bahwa produktivitas merupakan masalah perhatian politik tingkat atas, dan rencana induk tersebut akan dianggap sebagai agenda hidup bagi reformasi nasional.

Tentang Rencana Induk Produktivitas Nasional 2024-2029

Rencana induk ini menetapkan strategi antar pemerintahan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing dengan memprioritaskan inovasi, keahlian, infrastruktur, dan lembaga publik yang lebih cerdas sekaligus mendukung sektor utama di bidang pertanian, perikanan, pariwisata, tekstil dan pakaian jadi, perangkat lunak dan Teknologi Informasi & Komunikasi.

Tentang APO

Asian Productivity Organization (APO) adalah organisasi antar pemerintah regional yang khusus untuk meningkatkan produktivitas di kawasan Asia Pasifik melalui kerja sama timbal balik. APO adalah lembaga non politik, nirlaba, dan non diskriminatif. APO didirikan pada tahun 1961 oleh delapan anggota pendiri. Saat ini APO memiliki 21 negara anggota: Bangladesh; Kamboja; Republik Tiongkok; Fiji; Hongkong; India; Indonesia; Republik Islam Iran; Jepang; Republik Korea; Republik Demokratik Rakyat Laos; Malaysia; Mongolia; Nepal; Pakistan; Filipina; Singapura; Sri Lanka; Thailand; Turki; dan Vietnam.

APO membentuk masa depan Asia Pasifik dengan mendorong perkembangan sosio-ekonomi para anggotanya melalui layanan konsultasi kebijakan nasional, bertindak sebagai wadah pemikir, inisiatif pengembangan kemampuan kelembagaan, dan berbagi pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas.

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Tersedia Galeri Multimedia/Foto: https://www.businesswire.com/news/home/20251120954778/en

Contacts

Untuk rincian informasi, hubungi Digital Information Unit APO: pr@apo-tokyo.org.
Situs web: https://www.apo-tokyo.org

Sumber: Asian Productivity Organization

Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2025