Dampak Klasterisasi PNM dirasakan nasabah, usaha kian tumbuh, ekonomi keluarga menguat

Dampak Klasterisasi PNM dirasakan nasabah, usaha kian tumbuh, ekonomi keluarga menguat

Berkat Klasterisasi PNM, nasabah merasa didampingi dan usaha pun kian bertumbuh

Jakarta (ANTARA) – Pertumbuhan UMKM di Indonesia selama ini sering dihadapkan pada persoalan klasik yaitu akses permodalan tersedia, namun kemampuan pengusaha untuk mengelola bisnis dan memperluas pasar masih terbatas.

Pola ini berubah ketika pendekatan pemberdayaan berbasis komunitas mulai dijalankan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM), yang membangun ekosistem usaha di tingkat akar rumput hingga berhasil membentuk 1.024 klasterisasi usaha bagi nasabahnya di Indonesia.

Klasterisasi usaha PNM saat ini mencakup berbagai sektor seperti olahan makanan, kriya, pertanian, hingga jasa dan perdagangan. Inisiatif ini merupakan bagian dari program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU), yaitu pendampingan berkelanjutan melalui pelatihan literasi keuangan, manajemen usaha, pemasaran digital, peningkatan kualitas produk, dan fasilitasi perizinan. Melalui PKU, pembiayaan tidak berhenti pada pemberian modal, melainkan diwujudkan dalam peningkatan keterampilan usaha para nasabah.

Sekretaris Perusahaan PNM Dodot Patria Ary menegaskan bahwa tujuan utama klasterisasi usaha bukan hanya soal bisnis, tetapi bagaimana PNM hadir dan benar-benar membantu nasabah berkembang secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

“Yang paling membahagiakan bagi kami adalah melihat para nasabah tumbuh dengan percaya diri, mulai dari berani memasarkan produk, menerima pesanan lebih besar, sampai mampu membantu ekonomi keluarga. Ketika mereka merasa didampingi dan tidak berjalan sendiri, usaha mereka bukan hanya maju, tetapi hidup. Di situlah dampak pemberdayaan yang ingin kami hadirkan,” ujar Dodot.

Dampaknya dirasakan langsung oleh para pengusaha, salah satunya Devita Wijayanti, nasabah PNM di Magelang.

“Setelah pembinaan PNM, usaha lumpia saya berkembang pesat. Sekarang saya bisa kirim ke luar daerah dan jualan lewat media sosial,” ungkap Devita.

Setelah menggunakan pembinaan untuk menunjang produksi, kini usahanya mampu mencatat omzet Rp 4–5 juta per bulan, meningkat dari sebelumnya Rp 1–2 juta.

Kisah Devita menunjukkan bahwa klasterisasi bukan hanya memperkuat usaha, tetapi membantu perempuan menjadi berdaya secara ekonomi. Di banyak daerah, klasterisasi juga berkembang menjadi sentra ekonomi lokal dan mitra industri, menciptakan multiplier effect bagi komunitas.

#PNMuntukUMKM #PNMPemberdayaanUMKM #PNMPemberdayaanPerempuan

Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2025