Masyarakat Suku Kawei, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya meminta Presiden Prabowo Subianto meninjau kembali pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Kawei Sejahtera Mining (KSM) sebagai bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat setempat.
Ketua Adat Suku Kawei Korinus Ayello di Sorong, Kamis, menjelaskan bahwa keberadaan perusahaan tambang PT KSM telah banyak memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat pemilik hak ulayat terutama dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
"Kami masyarakat adat Suku Kawei memohon kepada Bapak Presiden Republik Indonesia untuk meninjau kembali pencabutan IUP PT Kawei Sejahtera Mining," katanya dalam keterangan tertulis.
Menurut dia, masyarakat Suku Kawei 100 persen diserap menjadi karyawan di perusahaan itu
Bahkan setiap bulan ada uang dapur dan kebutuhan keluarga selalu tercukupi sebagai bentuk kompensasi perusahaan terhadap hak masyarakat adat.
Kemudian, akses pendidikan bagi anak-anak asli setempat juga ditanggung penuh pihak perusahaan hingga ke jenjang perguruan tinggi.
"Dengan adanya program beasiswa yang dijalankan oleh PT KSM, minat belajar putera-puteri kami untuk menempuh pendidikan di bangku perguruan tinggi mengalami peningkatan drastis," katanya.
Korinus mengatakan, hingga saat ini sudah sebanyak 10 anak-anak Suku Kawei menempuh jenjang perguruan tinggi. Bahkan tahun ini terdapat 8 orang akan mendaftar ke perguruan tinggi.
PT KSM juga turut berkontribusi dalam hal penyediaan sarana penerangan listrik untuk warga setempat dengan memberikan subsidi pengadaan BBM solar.
"Setiap malam desa kami tidak gelap gulita seperti dulu lagi. Dunia kami sekarang menjadi lebih terang,," ucapnya.
Korinus menyebut kehadiran perusahaan ini tidak hanya sekedar memberikan umpan untuk terus makan, tetapi juga bertanggung jawab mengajarkan cara membangun kemandirian ekonomi lokal
"lbu-ibu diajarkan budidaya tanaman sayur dan hasilnya dijual kepada pihak perusahaan setiap minggunya dengan pendapatan Rp500 ribu hingga Rp1 juta per minggu," bebernya.
Para nelayan setempat yang dulu sulit memasarkan ikan, namun kini lebih mudah menjual hasil tangkap ke perusahaan.
Setiap pekan para nelayan setempat bisa meraup pendapatan hingga Rp3 juta per orang.
"Masih banyak manfaat yang kami peroleh atas kehadiran perusahaan. Kami mengharapkan kesediaan bapak Presiden untuk berkunjung dan mendengarkan cerita kami tentang sisi positif dari kegiatan pertambangan bagi kehidupan kami," pinta Korinis.
Dia berharap Presiden Prabowo Subianto tidak membiarkan kehidupan masyarakat adat Kawei kembali seperti dulu yang serba sulit sebelum kehadiran PT KSM.
"Kami ingin mimpi-mimpi orang tua dan leluhur kami yang menginginkan kesejahteraan bagi anak-anak kami berkat tanah sebagai hak ulayat kami itu dapat terwujud," harapnya.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025