Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat menargetkan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2026 mencapai 5,35 persen, guna meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, di Manokwari, Kamis, mengatakan ada dua program prioritas yang dilaksanakan pemerintah provinsi dalam merealisasikan target pertumbuhan ekonomi.
Program pertama, penguatan ekonomi yang produktif, inklusif, dan berbasis potensi lokal. Kedua, penguatan ketahanan dan kemandirian pangan melalui pembangunan pertanian dan perikanan berkelanjutan.
"Dua program ini bagian dari tujuh program prioritas pembangunan daerah," kata Dominggus.
Selain itu, kata Dominggus lagi, pemerintah provinsi akan meningkatkan kualitas infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas antarwilayah sehingga aktivitas ekonomi masyarakat berjalan lancar.
Pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan konektivitas dimaksud tidak hanya memperhatikan dampak ekonomi, melainkan aspek keberlanjutan, aspek sosial, dan aspek lingkungan.
"Infrastruktur yang baik merupakan fondasi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi," ujar Dominggus.
Menurut dia, penguatan ekonomi kerakyatan dapat terlaksana melalui pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tetap mengutamakan kearifan lokal.
Upaya itu bertujuan agar dampak positif dari pertumbuhan ekonomi tidak hanya dirasakan masyarakat kalangan menengah ke atas, melainkan seluruh lapisan masyarakat di seluruh Papua Barat.
"Papua Barat ini kaya akan sumber daya alam, tapi tentu pengelolaannya harus bijak agar bisa dirasakan semua kalangan," ujar Dominggus pula.
Gubernur juga berkomitmen mengoptimalkan pemanfaatan dana otonomi khusus (otsus) demi mewujudkan kesejahteraan Orang Asli Papua yang tersebar di tujuh kabupaten se-Papua Barat.
Seluruh kerangka pembangunan daerah dengan paradigma otsus sudah seharusya terintegrasi dengan program pemberdayaan bagi orang asli Papua dalam berbagai sektor kehidupan.
"Sesuai tema RKP Nasional 2026 yaitu kedaulatan pangan dan energi serta ekonomi yang produktif dan inklusif," katanya lagi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Papua Barat tahun 2024 mengalami pertumbuhan impresif 20,8 persen secara kumulatif jika dibandingkan periode 2023 yaitu 3,91 persen.
Pertumbuhan tertinggi disumbang oleh industri pengolahan sebesar 32,9 persen (c-to-c), diikuti lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebanyak 29,7 persen (c-to-c).
"Kontribusi industri pengolahan terhadap PDRB Papua Barat 2024 mencapai 38,9 persen, kalau pertambangan dan penggalian 25,3 persen," ujar Kepala BPS Papua Barat Merry.