Sorong (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (Pemprov PBD) memasifkan sosialisasi mitigasi bencana gempa bumi kepada seluruh masyarakat sebagai bagian penting meningkatkan kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana.
Kepala Dinas Kebakaran Penyelamatan Penanggulangan Bencana dan Satpol PP (DKP2B-Satpol PP) Papua Barat Daya Vincente Capana Baay, di Sorong, Jumat, mengatakan sosialisasi dilakukan secara masif melalui berbagai kanal, mulai dari pertemuan tatap muka di tingkat kampung dan kelurahan, hingga penyebaran informasi melalui media.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya mengetahui bahwa Papua Barat Daya berada di zona rawan gempa, tetapi juga memahami apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi,” ujarnya.
Menurut dia, masyarakat perlu mendapatkan edukasi mengenai langkah-langkah penyelamatan diri saat terjadi gempa, serta pentingnya mengenali tanda-tanda alam dan sekaligus memperkenalkan tentang rute-rute evakuasi diri ketika berhadapan dengan bencana.
Dia mengatakan, sosialisasi ini juga melibatkan pihak sekolah, tokoh adat, tokoh agama, dan relawan kebencanaan guna menumbuhkan budaya siaga bencana dan mengurangi potensi korban jiwa serta kerugian material akibat gempa bumi.
Papua Barat Daya berada di wilayah pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia. Pertemuan tiga lempeng ini sangat berpotensi menyebabkan gempa bumi besar.
"Kita juga mengenal istilah Sesar Sorong, yang menjadi salah satu sesar aktif di Indonesia,” katanya.
DKP2B akan terus berupaya menekan risiko bencana dengan memperkuat edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
“Yang perlu kita lakukan bukan hanya menunggu, tapi membangun kesadaran masyarakat supaya antisipasi terhadap bencana itu harus ada," ujarnya.
Dia juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat kota dan kabupaten untuk menyelenggarakan simulasi kebencanaan, terutama di sekolah-sekolah dan masyarakat.
"Di Kota Sorong sendiri telah memulai beberapa inisiatif seperti pemasangan rambu-rambu evakuasi di wilayah pesisir dan pelaksanaan simulasi tanggap darurat di titik-titik strategis," katanya.
Pihaknya pun tengah mempersiapkan sebuah aplikasi daring yang akan berfungsi untuk mengakomodasi seluruh laporan masyarakat terkait dengan potensi bencana yang akan terjadi.
“Melalui aplikasi ini, jika ada laporan masyarakat, sistem akan segera memberi notifikasi. Ini akan mempercepat respons dan koordinasi lintas instansi,” ucapnya.*