Manokwari (ANTARA) - Ombudsman Perwakilan Papua Barat menyatakan akan mengecek dapur penyedia makanan untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul kasus dugaan keracunan yang terjadi pada sedikitnya 13 siswa setelah mengonsumsi makanan dari Program MBG di Kabupaten Manokwari.
Kepala Ombudsman Perwakilan Papua Barat Amos Aktana di Manokwari, Rabu, menyampaikan bahwa belasan siswa dari SD Negeri 45 Arowi dan SMP Negeri 13 Manokwari dilaporkan mengalami gejala sesak napas, pusing, dan muntah-muntah setelah mengkonsumsi makanan dari Program MBG di sekolah mereka.
"Hari ini anak-anak tersebut sebagian langsung dibawa ke Puskesmas Pasir Putih, sementara empat lainnya dirujuk ke RSUD Manokwari. Kita hari ini juga langsung meninjau lokasi sekolah dan rumah sakit," katanya.
"Kami akan cek langsung dapurnya. Meski baru pertama kali terjadi tapi kejadian ini jadi catatan penting agar ke depan program ini bisa berjalan lebih baik dan tidak membahayakan siswa,"
Dia menjelaskan.Amos menyatakan bahwa Program MBG dijalankan pemerintah untuk membangun sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas.
Kejadian seperti keracunan makanan, ia mengemukakan, menunjukkan bahwa tata kelola pelaksanaan program tersebut masih memerlukan perbaikan.
Dia menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan Program MBG sekolah hanya penerima manfaat. Penyediaan makanan untuk program tersebut dilakukan oleh pengelola dapur sehat.
Oleh karena itu, Ombudsman akan memeriksa dapur penyedia makanan bagi penerima manfaat Program MBG di Manokwari, termasuk yang melayani wilayah Kelurahan Pasir Putih.
Amos berharap, pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadikan insiden keracunan makanan yang terjadi pada siswa penerima manfaat Program MBG sebagai bahan evaluasi untuk membenahi sistem pengadaan, penyimpanan, hingga distribusi makanan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari Marten Rantetampang menyampaikan bahwa dinas telah menurunkan tim medis untuk memeriksa kondisi siswa yang mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi makanan dari Program MBG.
Menurut dia, kebanyakan dari mereka mengalami gejala mual, pusing, dan muntah setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.
"Kami sudah mengambil sampel makanan untuk diuji. Ini sebagai langkah awal untuk memastikan penyebab pastinya," kata Rantetampang, yang mendampingi perwakilan Ombudsman menjenguk siswa korban keracunan di rumah sakit.
Dia mengatakan bahwa kasus keracunan makanan pertama kali dilaporkan oleh guru dari SD Negeri 45 Arowi dan SMP Negeri 13 Manokwari.
Sebanyak 12 siswa SD dan satu siswa SMP mengeluh sesak nafas, pusing, dan muntah-muntah setelah mengkonsumsi makanan dari Program MBG.
Siswa yang mengalami masalah kesehatan setelah mengonsumsi makanan dari MBG sudah mendapat perawatan kesehatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan untuk mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami oleh sejumlah siswa setelah mengonsumsi makanan dari Program MBG.
Ombudsman cek dapur MBG sikapi kasus keracunan makanan di Manokwari
Kamis, 31 Juli 2025 6:45 WIB

Kepala Ombudsman Perwakilan Papua Barat Amos Aktana menjenguk anak yang diduga keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan dari Program MBG di RSUD Manokwari pada Rabu (30/7/2025). (ANTARA/Ali Nur Ichsan)