Manokwari (ANTARA) - Kabupaten Manokwari menjadi salah satu daerah yang ditetapkan sebagai proyek percontohan pelaksanaan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (PPKP) Manokwari Nixon Karubaba di Manokwari, Senin, menjelaskan SPR berbeda dengan sekolah pada umumnya karena dirancang khusus sebagai program pembelajaran partisipatif bagi komunitas peternak rakyat.
"SPR bertujuan mengubah peternak konvensional menjadi komunitas pengusaha ternak kolektif yang profesional, sehingga dapat mewujudkan kedaulatan pangan," ujar Nixon.
Ia mengatakan di Papua Barat ada tiga kabupaten yang jadi percontohan SPR dengan komoditas berbeda.
Kabupaten Manokwari untuk pengembangan ternak unggas, Manokwari Selatan untuk pengembangan sapi, dan Pegunungan Arfak untuk tanaman hortikultura.
Menurut Nixon, program ini menjadi solusi atas berbagai kendala peternak unggas di Manokwari, termasuk pola usaha yang masih bergantung pada bantuan pemerintah.
"Melalui SPR, peternak diajak bersatu. Misalnya, peternak yang sebelumnya memelihara 100 ekor ayam, bila tergabung bisa mencapai 1.000 ekor, sehingga potensi keuntungan juga lebih besar," katanya.
Ia menambahkan konsep belajar di SPR tidak hanya dilakukan di ruang kelas, tetapi juga bisa langsung di lapangan seperti kandang ayam atau lokasi usaha peternak.
SPR di Manokwari hanya menargetkan peternak murni lokal, yakni mereka yang memiliki dan mengelola sendiri ternaknya, bukan pengusaha yang hanya menyediakan modal.
"Fokusnya membangun sistem, mental, karakter, dan pandangan peternak agar mandiri. Di Manokwari, ada dua kelompok SPR, yaitu ayam potong dan ayam petelur, dengan sembilan peternak murni yang sudah siap ikut," ungkap Nixon.
Ia mengatakan sosialisasi SPR telah dilakukan dan disambut antusias para peternak. Nixon berharap jika tidak ada kendala, program ini dapat mulai berjalan pada tahun depan.