Jakarta (ANTARA) - Kementerian Transmigrasi melepas dua ribu peserta Tim Ekspedisi Patriot (TEP) sebagian gerakan nasional agar bisa menjadi garda terdepan perubahan.
“Tim Ekspedisi Patriot bukan sekedar program. Ini adalah sebuah gerakan nasional untuk membuktikan bahwa kita, khususnya anak-anak muda, bisa menjadi garda depan perubahan,” ujar Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman dalam agenda Pembekalan dan Pelepasan Tim Ekspedisi Patriot di Jakarta, Minggu.
Presiden pertama Republik Indonesia (RI), Ir Soekarno, pernah mengingatkan transmigrasi adalah soal hidup mati bangsa Indonesia. Wakil Presiden pertama RI, Muhammad Hatta, menambahkan bahwa transmigrasi merupakan jalan untuk membuka industrialisasi di pulau luar Jawa.
Pernyataan founding fathers tersebut dianggap menerangkan perihal transmigrasi yang bukan sekedar program, tetapi strategi bangsa untuk maju.
Karena itu, pihaknya mengadakan pembekalan materi dari berbagai kementerian dan lembaga terkait, yang kemudian dilanjutkan dengan pelepasan peserta ke lapangan untuk melaksanakan misi penelitian dan pengabdian.
“Belajarlah dengan hati, bekerja dengan semangat. Keikhlasan hati untuk belajar dan bekerja itulah sejatinya karakter seorang patriot,” ucap Iftitah.
“Bangun solidaritas sesama patriot. Sejarah bangsa ini ditulis oleh para patriot. Hari ini, halaman baru sejarah itu akan Anda tulis sendiri. Selamat mengikuti pembekalan, selamat berkarya,” kata dia.
Misi dari TEP sendiri adalah melakukan riset dan pemetaan potensi ekonomi untuk menyukseskan AstaCita di kawasan transmigrasi dalam rangka menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pertumbuhan baru bangsa.
Upaya ini dilakukan dengan cara mengevaluasi kawasan sebagai dasar kebijakan ,mengembangkan potensi lokal menjadi komoditas keunggulan, memperkuat tata kelola masyarakat, serta menghadirkan infrastruktur teknologi dan inovasi yang berkelanjutan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementerian Transmigrasi lepas dua ribu peserta Tim Ekspedisi Patriot