Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan dan pelaku wisata yang berlayar di perairan Labuan Bajo agar mewaspadai potensi angin kencang, terutama di Selat Sape bagian selatan.
"Nelayan atau kapal kecil agar waspada dan tidak memaksakan melaut saat angin kencang, terutama di Selat Sape bagian selatan," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran dihubungi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu.
Ia menambahkan Stasiun Meteorologi Maritim El Tari Kupang telah memberikan peringatan potensi angin kencang yang juga terjadi di Manggarai Barat.
"Sudah dua hari ini kecepatan angin di Labuan Bajo juga mencapai 23 knot atau 42 km/jam," ujar Maria.
Untuk perairan Selat Sape bagian utara, lanjutnya kecepatan angin berkisar 5-15 knot dan gelombang 0.5-1 meter atau kategori rendah. Berbeda dengan Selat Sape bagian selatan 12-18 knot dan kecepatan maksimum dapat mencapai 30 knot.
"Dengan kondisi kecepatan angin yang seperti itu maka dapat memicu kondisi gelombang, prakiraan gelombang di perairan selatan 2 meter hingga 2,2 meter," katanya.
Lebih lanjut Maria juga menjelaskan dalam musim kemarau saat ini bukit-bukit savana yang sudah mulai mengering di sekitar kepulauan Taman Nasional (TN) Komodo sangat rentan kebakaran akibat perilaku manusia.
"Untuk itu jangan membuang puntung rokok, membuat api unggun, atau melakukan aktivitas yang bisa memicu api, karena angin kencang dapat membuat kebakaran semakin cepat meluas dan api lebih sulit dikendalikan," katanya.
Sebelumnya, BMKG telah menerbitkan peringatan dini potensi gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di sejumlah wilayah perairan laut NTT pada Rabu (3/9) hingga Sabtu (6/9).
“Diperkirakan gelombang kategori sedang (lebih dari 1,25-2,5 meter) berpotensi terjadi di wilayah perairan NTT pada 3-6 September 2025,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang Yandri Anderudson Tungga.
Ia menjelaskan potensi tersebut terjadi pada 3 September 2025 pukul 08.00 WITA hingga 4 September pukul 08.00 WITA di Selat Sape bagian selatan, Selat Flores-Lamakera, Selat Pantar, Selat Alor, perairan selatan Flores, perairan selatan Alor-Pantar, Selat Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, perairan Sabu-Raijua, perairan utara Timor, perairan utara Kupang-Rote, Selat Pukuafu, dan perairan selatan Timor-Rote.
Lalu pada 4 September 2025 (08.00 WITA) hingga 5 September 2025 (08.00 WITA) gelombang tinggi berpotensi terjadi di Selat Sape bagian selatan, Selat Flores-Lamakera, Selat Pantar, perairan selatan Flores, perairan selatan Alor-Pantar, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Selat Ombai, perairan selatan Sumba, perairan Sabu-Raijua, perairan utara Timor, perairan utara Kupang-Rote, dan perairan selatan Timor-Rote.
Sementara pada 5 September 2025 (08.00 WITA) hingga 6 September 2025 (08.00 WITA) potensi gelombang tinggi di wilayah Selat Sape, Selat Pantar, perairan selatan Flores, perairan selatan Alor-Pantar, Selat Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, perairan selatan Sumba, perairan Sabu-Raijua, perairan utara Kupang-Rote, dan perairan selatan Timor-Rote.
Lebih lanjut Yandri menjelaskan kondisi sinoptik pola angin di wilayah NTT umumnya bergerak dari timur laut menuju tenggara dengan kecepatan angin berkisar 6-30 knot.
Ia mengimbau kepada pengguna perahu nelayan untuk patut waspada apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang hingga 1,25 meter.
“Bagi operator kapal tongkang juga perlu mewaspadai kecepatan angin bila 16 knot serta tinggi gelombang 1,5 meter," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Waspada potensi angin kencang di Labuan Bajo