Sorong (ANTARA) - Pemerintah Kota Sorong, Papua Barat Daya mendistribusikan 15 ribu kelambu insektisida kepada masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan dan sekaligus mencapai target eliminasi malaria di wilayah itu.
Wali Kota Sorong Septinus Lobat di Sorong, Selasa, menjelaskan, Kota Sorong merupakan salah satu daerah di Papua Barat Daya yang terdampak endemis tinggi malaria, sehingga butuh kebijakan strategis untuk menanganinya.
"Dinas Kesehatan harus meningkatkan layanan dengan berbagai upaya, dan pembagian kelambu ini adalah langkah konkret dari pemerintah," jelasnya saat meluncurkan pembagian kelambu di Kota Sorong.
Menurut dia, untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal maka harus diawali dengan perencanaan yang matang, kemudian mengimplementasikan program perencanaan itu sesuai dengan kebutuhan.
"Saya memberikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan karena telah melaksanakan upaya pencegahan," ucapnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong Jemima Elisabeth Lobat mengatakan malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di Provinsi Papua Barat Daya. Malaria pada umumnya masih menempati urutan atas dalam sepuluh besar penyakit di puskesmas-puskesmas atau layanan kesehatan lainnya, bahkan masih menyebabkan kematian.
"Eliminasi malaria di Kota Sorong ditargetkan dapat dicapai pada tahun 2029, untuk itu upaya-upaya percepatan diperlukan agar dapat terwujud," jelasnya.
Dia mengatakan perkembangan kasus malaria dari tahun 2021 hingga 2025 menunjukkan tren yang fluktuatif.
Pada 2021 tercatat sebanyak 766 kasus positif malaria. Angka ini kemudian mengalami lonjakan yang sangat signifikan pada tahun 2022 yaitu mencapai 1.749 kasus, atau meningkat sekitar 128,3 persen.
Kenaikan kasus berlanjut secara tajam pada tahun 2023, di mana jumlah kasus positif melonjak menjadi 3.831 kasus.
"Meskipun demikian, pada tahun 2024, laju kenaikan mulai melambat. Jumlah kasus malaria tercatat sebanyak 3.925 kasus, selanjutnya pada 2025 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Jumlah kasus positif malaria menurun menjadi 2.818 kasus, atau turun sekitar 28,2 persen dibandingkan tahun 2024," jelasnya.
Salah satu upaya percepatan adalah dengan distribusi kelambu secara massal ke seluruh puskesmas.
Menurut dia, kelambu berinsektisida secara efektif mengurangi jumlah nyamuk yang masuk ke dalam rumah dan menggigit manusia, terutama saat tidur. Dengan mengurangi gigitan nyamuk, secara signifikan dapat menurunkan risiko penularan malaria.
"Jika cakupan penggunaan kelambu tinggi, hal ini dapat mengurangi populasi nyamuk secara keseluruhan dan memperlambat penularan di tingkat komunitas," katanya.